Kapal DBS 02 pengangkut 700 ton semen dari Dumai ke Tanjung Balai Karimun di perairan Bengkalis, Ahad (27/1) dini hari WIB. Sembilan dari 10 penumpang berhasil selamat. Satu yang masih hilang adalah Dasril, sang kepala kamar mesin.
(RIAUPOS.CO) - BASTIAN tampak muram. Matanya memerah. Pemuda berumur sekitar 20 tahun itu anak korban kapal tenggelam yang belum ditemukan. Senin (28/1), Bastian mendatangi Kapal Basarnas Pekanbaru, Pos Dumai di Pelabuhan Pokala untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai keberadaan sang ayah.
Ya, Dasril belum diketahui keberadaannya. Saat ini masih dalam pencarian petugas. Namun bagi Bastian, ia sangat berharap sang kepala keluarga bisa segera ditemukan dan kembali dengan keadaan selamat.
“Kalau bisa berharap, papa bisa cepat ditemukan dalam keadaan selamat,” ujar Bastian kepada Riau Pos, Senin(28/1).
Bastian menyebutkan, dia terakhir bertatap muka dengan sang ayah pada Agustus 2018. Bahkan, untuk berkomunikasi dengan Dasril hanya melalui seluler. “Enam bulan yang lalu terakhir ketemu,. Kalau komunikasi biasa hanya teleponan dengan mama (istri korban, red),” ujarnya penuh harapan.
Pria bertubuh gempal itu menyebutkan, saat ini hanya teringat kenangan indah bersama sang ayah ketika pulang ke rumah. Diketahui dengan profesinya Dasril memang jarang pulang.
“Setiap pulang, itu merupakan kenangan terindah saat bersama papa. Kita juga sangat berharap petugas dengan segera bisa menemukan papa, dan pulang dengan keadaan selamat,” harapnya.
Setakat ini pencarian terhadap Dasril masih terus dilakukan. Dasril sendiri saat kapal akan tenggelam justru masuk ke dalam kapal untuk mengambil sesuatu, walau kapten kapal sudah memerintahkan seluruh ABK untuk naik ke anjungan kapal dengan memakai lif jacket untuk menyelamatkan diri. Malang, belum sempat Dasril keluar dari dalam, kapalnya sudah tenggelam. Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah kapal pengangkut semen dari Dumai dengan tujuan Tanjung Balai Karimun Kepri, tenggelam di perairan Bengkalis. Tepatnya di Tanjung Jati akibat hantaman gelombang setinggi 2,5 meter, di mana sebelumnya mesin kapal dalam keadaan mati.
Tim Basarnas Pekanbaru, Pos Dumai saat ini masih membantu tim Basarnas Bengkalis dalam upaya pencarian korban hilang. “Saat ini masih dalam masa pencarian, ombak memang cukup tinggi,” tutur Kapten Kapal Basarnas Dumai, Leni Tadika.
Sementara itu dua ABK yang sempat hilang berhasil ditemukan selamat. Yakni Bahtiar (masinis III) dan Budi Santoso (Oiler). Keduanya ditemukan nelayan dalam keadaan mengapung mengenakan pelampung life jacket Perairan Pantai Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Bengkalis, Ahad (27/1) sekitar pukul 16.15 WIB.
Kapolres Bengkalis AKBP Yusuf Rahmanto membenarkan ditemukan dua ABK kapal yang membawa semen itu dalam keadaan selamat.
“Dua orang awak kapal berhasil ditemukan nelayan sekira pukul 15:15 WIB di Pantai Tanjung Leban,” ungkap Yusup Rahmanto.
Menurut Kapolres, penemuan ABK itu dilaporkan oleh masyarakat Tanjung Leban kepada kapten Kapal Negara 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika, bahwa ada dua orang yang mengenakan lift jacket mengapung di perairan Tanjung Leban Kecamatam Bukit Batu. Mendapat laporan itu, tim Basarnas langsung ke lokasi melakukan evakuasi. Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban dibawa oleh anggota Polsek Bukit Batu ke Puskesmas Sungai Pakning untuk mendapatkan perawatan.
Sempat Ditahan Lanal Dumai
Kapal Motor (KM) Dharma Bahari Sumekar (DBS) 02 sempat ditahan 9 hari oleh Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Dumai. “Kapal kami sempat di tahan Lanal Dumai sejak 17 Januari 2019, Sabtu 26 Januari 2019 kapal baru boleh berangkat,” kata nakhoda Kapal DBS 02 Abdul Haris, Ahad (27/1). Haris mengatakan kapal itu membawa 700 ton semen (14.000 sak semen).
“Semen dari PT Semen Padang dan akan dibawa ke Tanjung Balai Karimun. Lalu tenggelam di perairan Bengkalis,” ujarnya.
Sementara itu, Perwira Seksi Operasi (Pasop) Lanal Dumai, Mayor Laut Zurahim saat dikonfirmasi enggan menjawab pertanyaan yang di ajukan Riau Pos. Pesan melalui WhatsApp hanya dibaca. Sedangkan Perwira Seksi Intel (Pasi Intel ) Lanal Dumai Mayor Arif mengatakan terkait hal tersebut langsung saja konfirmasi dengan Pasop Lanal Dumai.
“Langsung saja ke beliau (Mayor Laut Zurahim, red),” jawabnya singkat.
Terkait hal tersebut, KSOP Kota Dumai melalui Kasi Keselamatan Berlayar Yuzirwan mengatakan kapal DBS 02 sudah mendapatkan Surat Perintah Berlayar (SPB) pada 17 Januari 2019, namun terkait ada ditahan pihaknya tidak mengetahui. “Saya dapat kabar saat kapal tenggelam di perairan Bengkalis,” ujarnya.
Ia mengatakan SPB hanya berlaku 1x24 jam dan seharusnya pihak agen kapal melaporkan kepada KSOP jika tidak berangkat. “Tapi tidak ada laporan pada kami,” terangnya.
KSOP Dumai Tunda Keberangkatan 9 Kapal
Kondisi cuaca laut Dumai dan sekitar tidak bersahabat. Bahkan ombak di laut cukup tinggi mencapai 3 meter. Hal itu membuat KSOP Kota Dumai menunda keberangkatan 9 kapal yang akan berlayar ke beberapa provinsi di Indonesia.
“Sejak kami keluarkan edaran pada 22 Januari 2019 lalu, ada 9 kapal yang di tunda keberangkatannya,” ujar Kepala KSOP Kota Dumai Sanggam melalui Kasi Keselamatan Berlayar Yuzirwan Nasution, Senin (28/1).
Ia mengatakan kapal yang ditunda tersebut dengan beberapa tujuan seperti Kalimantan, Ternate, Surabaya dan beberapa tujuan lainnya. “ Ada kapal jenis tanker, tagboat, tongkang dan kapal kayu, “ jelasnya. Untuk muatan kapal juga bermacam-macam seperti muatan Crude Palm Oil (CPO) serta turunannya dan ada juga kapal kosong.
“Ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan, tergantung cuaca bagus atau tidak, karena ombak cukup tinggi bisa mencapai 3 meter bahkan ada sampai empat meter,” ujarnya.
Ia menjelaskan kapal tersebut ditunda keberangkatannya demi menjaga keselamatan dalam berlayar. “Kami tidak mau terjadi risiko kecelakaan di laut,” jelasnya.
Sedangkan terkait dengan kapal penumpang yang berada di Pelabuhan Pelindo Dumai, ia mengatakan tetap berangkat. “Beberapa jalur laut memang ombaknya cukup tinggi, tapi jalur lain tidak,” tutupnya.***