TELUK KUANTAN (RIAUPOS.CO)- Selain merendam ratusan rumah, banjir bandang yang menghantam Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Kuantan Singingi (Kuansing) yang terjadi, Rabu (27/2) pagi itu, juga berdampak terlantarnya ratusan truk bertonase berat dikarenakan ada kerusakan parah dibagian pangkal jembatan.
Pantauan dilapangan, Kamis (28/2), menyebutkan, akibat hantaman banjir bandang tersebut, membuat pangkal jembatan Desa Petapahan yang menghubungkan Telukkuantan-Sumbar terlihat bolong. Dengan kondisi jembatan seperti itu, Polres Kuansing bersama Dinas Perhubungan melarang truk bermuatan berat untuk melewati jembatan tersebut.
"Iya. Untuk sementara kita melarang truk yang bermuatan berat melintas jembatan. Karena kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan. Kita tunggu dulu siap. Saat ini sedang dilakukan pengerjaan," ujar Kapolres Kuansing, AKBP Muhammad Mustofa SIK MSi melalui Kanit Turjawali, Ipda Irwan fikri saat dihubungi, Kamis (28/2).
Irwan Fikri menambahkan, untuk minibus dan truk yang tidak bermuatan masih bisa melewati jembatan. "Truk bermuatan tersebut rata-rata dari arah Sumbar menuju Pekanbaru. Sedangkan dari Telukkuantan-Sumbar hampir tidak ada. Kalau truk yang dari Sumbar mencapai ratusan. Dengan panjang antre sekitar 3 kilometer," ujar Irwan Fikri.
Dengan terlantarnya ratusan truk tersebut, beberapa supir mengaku merasa rugi. Hal itu disampaikan salah seorang supir bernama Nopriadi saat berbincang dengan Riaupos.co, Kamis (28/2) pagi. Menurutnya, dengan terlantarnya dua hari, otomatis para supir mengeluarkan uang sendiri.
"Rugi kami jadinya bang. Apalagi kawan-kawan yang membawa barang kebutuhan pokok yang cepat membusuk. Bukan itu saja bang, kalau kami sudah dua hari disini, tentu kami mengeluarkan sendiri untuk makan dan rokok. Seharusnya kami sampai kamarin, buktinya hari ini kami masih disini. Padahal hari ini saya ada janji membawa barang orang lain ke Sumbar," keluh Nopriadi. (yas)