Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Riau | Kamis, 28 Februari 2019 - 11:00 WIB

Masyarakat Diminta Tetap Waspada
PUKUL GONG: Kepala Bappeda Litbang Kuansing, Ir H Maisir didampingi Camat Kuantan Hilir Drs Akhyan Armofis, memukul gong saat Musrenbang di Kuantan Hilir Seberang, Selasa (26/2/2019).

KUANSING (RIAUPOS.CO) - Meski banjir bandang yang terjadi di Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Rabu (27/2) sudah mulai surut, namun Pemerintah Kabupaten Kuansing meminta masyarakat tetap waspada. Ini dikarenakan cuaca di Kuansing sejak beberapa hari belakangan mulai tidak stabil.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Desa Kuansing, Napisman, Rabu (27/2) sore. Menurut Napisman, banjir yang terjadi di Desa Petapahan tersebut kerap terjadi saat hujan turun dengan durasi lama. Pantauan di lapangan sampai Rabu, pukul 16.00 WIB memperlihatkan bahwa air sudah surut. Sebagian warga sudah mulai membersihkan rumah masing-masing.

"Ini akibat Sungai Petapahan yang kecil, sehingga tidak bisa menampung debit air hujan. Makanya meluap hingga ke pemukiman warga. Namun kali ini sangat dahsyat. Kami sudah mengirim perahu karet, makanan dan selimut. Sementara untuk posko, kami pakai dulu kantor desa. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada," ujar Napisman.
Baca Juga :Ribuan Warga Penuhi Wisata Pantai

Seperti diketahui, akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kuansing sejak Subuh membuat sekitar 300-an rumah warga terendam banjir bandang. Bahkan, belasan rumah warga dilaporkan hanyut akibat banjir bandang sungai Petapahan tersebut.

Pantauan di lapangan, dari ratusan rumah yang terendam banjir tersebut, beberapa warga ikut terjebak di dalam rumah. Warga yang terjebak tersebut kebanyakan nenek-nenek yang tidak sempat menyelamatkan diri. 

"Kalau rumah yang hanyut ada sekitar belasan. Namun ada warga saat itu masih terjebak di dalam rumah. Masyarakat sudah mendatangkan sampan. Alhamdulilah, tadi sudah datang dua buah sampan milik masyarakat. Upaya evakuasi sudah dilakukan," ujar salah seorang warga korban banjir bernama Sofian Hadi.

Sofian Hadi menambahkan, banjir yang terjadi saat ini, merupakan banjir terbesar sejak duapuluh tahun terakhir. "Banjir kali ini sangat dahsyat. Kami sempat panik untuk menyelamatkan warga yang terjebak didalam rumah. Ditambah lagi lambannya dinas terkait mengirim perahu karet. Sehingga kami terpaksa memakai sampan milik warga," Sofian Hadi.

Dampak banjir tersebut, mengakibatkan jembatan yang menghubungkan Lubuk Jambi menuju Telukkuantan kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan pangkal jembatan tersebut terlihat berlubang dengan ukuran besar akibat hantaman air Sungai Petapahan.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook