PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - RIBUAN petani mitra peserta program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dilaksanakan PT Perkebunan Nusantara V dari berbagai kabupaten di Provinsi Riau segera menikmati panen perdana dalam waktu dekat ini.
Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru mengatakan, sebanyak 356 petani plasma mitra perusahaan dari Kabupaten Siak dijadwalkan segera panen perdana pada pekan depan.
Mereka merupakan petani plasma yang tergabung dalam empat koperasi berbeda, masing-masing Tunas Muda, Tandan Mas Jaya, Budi Sawit, dan Lembah Sawit. Seluruh petani mitra itu, lanjut dia, melakukan peremajaan sawit pada medio 2021 kemarin dengan total luas areal peremajaan mencapai 712 hektare.
"Alhamdulillah, dalam kurun waktu 31 bulan, insya Allah saudara-saudara petani kita di empat koperasi di kabupaten Siak akan segera panen perdana," katanya, Jumat (26/5).
Sementara di Kabupaten Rokan Hulu, sedikitnya 793 petani mitra yang tergabung dalam tiga koperasi berbeda sudah menikmati hasil panen sejak bulan kemarin. Mereka adalah petani mitra koperasi Gemah Ripah, Subur Makmur, dan Wisma Tani. Para petani di tiga koperasi tersebut melaksanakan program peremajaan sawit secara bertahap di lahan seluas 1.586 hektare pada periode akhir 2020 lalu.
Begitu juga untuk di Kabupaten Kampar, seluas 1.389 hektare perkebunan sawit petani mitra PTPN V yang tergabung dalam koperasi Tani Makmur dan Karya Sawit saat ini tumbuh subur dan diproyeksikan akan dapat panen pada awal tahun mendatang. "Kami sangat bersyukur, petani sawit telah memberikan kepercayaan kepada PTPN V untuk menjadi mitra dalam meningkatkan ekonomi masyarakat," tuturnya.
"Dari total luas sawit rakyat seluas 9.000 hektare yang sudah diremajakan PTPN V, seluas 2.300 hektare lahan petani tersebut akan memasuki masa panen pada usia tanaman 31 bulan sejak penanaman. Ini merupakan sinergi positif yang sangat baik untuk memperkuat petani sawit Riau," lanjut Jatmiko.
PTPN V Bina 66 Persen Petani Plasma
Lebih jauh, EVP Plasma PTPN V, Arief Subhan Siregar menjelaskan bahwa hingga saat ini PTPN V tercatat telah melakukan kemitraan dengan ribuan petani mitra yang tergabung dalam berbagai koperasi di seluruh unit usaha perusahaan. Perusahaan milik negara yang mengelola 71.300 hektare perkebunan sawit itu melakukan kemitraan dengan perkebunan sawit rakyat dengan total luas mencapai 56.000 hektare atau sekitar 66 persen dari kebun inti.
"Jadi sebenarnya PTPN V itu telah melewati program pemerintah mandatory 20 persen kebun plasma karena petani mitra kita sendiri mencapai 56.000 hektare atau 66 persen dari kebun inti perusahaan. Kenapa? Karena memang tujuan PTPN V berdiri adalah tumbuh dan berkembang untuk petani sawit. Itu khittah PTPN V yang selama empat tahun terakhir dikembalikan oleh Pak Jatmiko Santosa, CEO PTPN V," urainya.
Dalam melakukan kemitraan terutama pelaksanaan akselerasi peremajaan sawit rakyat, Arief memastikan bahwa perusahaan tidak setengah-setengah. Hal itu dibuktikan dari produktivitas petani mitra PTPN V yang melaksanakan PSR jauh di atas rerata nasional mencapai 29,23 ton per hektare per tahun.
Angka tersebut jauh di atas standar produktivitas nasional untuk tanaman menghasilkan usia lima tahun atau TM 5 sebesar 26 ton per hektare per tahun.
Ia mengatakan perusahaan telah menetapkan skema kebijakan manajemen tunggal atau single management yang diterapkan sejak 2019 silam yang berdampak pada meningkatnya produktivitas perkebunan petani mitra secara signifikan. "Sejak awal kami berkomitmen tidak akan setengah-setengah dengan saudara-saudara kami petani swadaya. Kami berdiri salah satunya adalah untuk memperkuat dan memberdayakan petani sawit. Itu khittah PTPN V sebenarnya," kata Arief.
Ia menuturkan perusahaan memiliki empat program yang ditawarkan kepada petani Bumi Lancang Kuning untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui program PTPN Untuk Sawit Rakyat.
Keempat program dimaksud antara lain peremajaan dan pengelolaan kebun sawit mitra dengan satu manajemen, penyediaan bibit unggul untuk sawit swadaya, kemitraan swadaya melalui offtaker binaan Perusahaan, hingga pemberdayaan KUD agar mampu menjadi mitra teknis bagi petani lainnya.
"Keberadaan PTPN sejak awal memang untuk rakyat, jadi apapun inisiatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas adalah prioritas," jelasnya.(ifr)