PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dalam rangka mendukung dan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Politeknik Caltex Riau (PCR) menjalin kerja sama dengan beberapa sekolah di Kota Pekanbaru. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Penandatanganan MoU dan PKS ini dilangsungkan di Gedung Direktorat R.203 pada Rabu (25/1).
Penandatanganan ini dilakukan Direktur PCR Dr Dadang Syarif Sihabudin Sahid SSi MSc dengan kepala sekolah dari SMKN 6 dan Kepala Sekolah dari SLB Pelita Hati Pekanbaru.
Untuk perjanjian kerja sama dilakukan oleh 11 Program Studi di Politeknik Caltex Riau dengan 11 Sekolah di antaranya MAN 2 Model, SLB Pelita Hati, SMA IT Al-Ittihad, SMAN 3, SMK Perbankan, SMK Telkom, SMKN 2, SMKN 5, SMKN 6, SMKN 7 dan SMKN 8 Pekanbaru.
Selain melakukan penandatanganan kerja sama, pada kegiatan ini juga disampaikan pemaparan terkait MBKM oleh Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Mekatronika, Made Rahmawaty ST MEng.
Dalam paparannya, Made mengatakan program MBKM ini memberikan kesempatan lebih luas bagi para mahasiswa untuk dapat belajar dan diakui sebagai angka kredit.
''Selama ini mahasiswa mendapatkan pembelajaran dari kelas teori maupun praktik. Dengan adanya MBKM ini, para mahasiswa dapat menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi paling lama dua semester atau setara 40 SKS,'' katanya
Made juga mengatakan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa dalam kegiatan MBKM ini diatantaranya adalah pertukaran pelajar, magang di IDUKA, membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik, studi independen, kegiatan wirausaha, proyek kemanusiaan, penelitian hingga asistensi mengajar di satuan pendidikan.
''Untuk di program studi Teknologi Rekayasa Mekatronika, kita sudah impelentasikan hampir semua kegiatan MBKM. Untuk saat ini, kita sedang berfokus pada pertukaran pelajar, magang di IDUKA, Penelitian dan asistensi mengajar. Untuk penelitian kita sudah bekerja sama dengan APP Sinar Mas terkait monitoring air pada lahan gambut. Sedangkan untuk asistensi mengajar kita juga sudah mencoba dengan beberapa sekolah,'' ujarnya
Ia juga menambahkan bahwa pada Asistensi mengajar di satuan pendidikan adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif di bawah bimbingan guru dan dosen pembimbing di satuan pendidikan formal.
''Nantinya, mahasiswa akan membantu mengajar selama satu semester atau setara 20 SKS di sekolah. Tujuannya tidak lain untuk membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan serta relevansi pendidikan dasar, menengah dan atas dengan pendidikan tinggi sesuai perkembangan Iptek. Dan mendesiminasikan produk -produk pembelajaran PCR yang kreatif dan inovatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah,'' tambahnya
Pada kegiatan asistensi mengajar ini, mahasiswa nantinya tidak dilepas secara bebas untuk mengajar. Namun tetap harus di pandu oleh dosen pembimbing dan guru pamog yang menjadi mitra.
''Kita tahu, mahasiswa kita masih belum cakap akan menyampaikan pembelajaran dikelas, mereka butuh bimbingan dari bapak/ibu guru disekolah. Sehingga, nantinya dari kegiatan ini dapat meningkatkan publik speaking. Tidak hanya itu saja, dosen pamong juga harus melakukan review, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan asistensi mengajar ini sehingga kedepannya program ini dapat lebih baik lagi,'' pungkasnya.(hen)