PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Para peserta pelatihan jurnalistik Riau Pos-PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) mulai belajar dasar-dasar jurnalistik, Sabtu (22/10). Kegiatan serius yang dikemas dalam suasana menyenangkan dan santai dipandu oleh Muhammad Amin dengan materi teknik dasar jurnalistik. Amin merupakan pemenang Anugerah Adinegoro, sebuah penghargaan bergengsi tingkat nasional. Di Riau Pos, Amin merupakan redaktur senior. Sedangkan materi teknik wawancara dan praktik wawancara dipandu oleh Eka Gusmadi Putra yang merupakan koordinator liputan Riau Pos.
Sekitar pukul 08.30 WIB, para peserta mulai berdatang dan melakukan daftar registrasi di meja panitia. Turut hadir Ketua PSMTI Riau yang dalam hal ini diwakilkan oleh Sekretaris PSMTI Riau, Toni Sasanasurya didampingi Ketua Harian PSMTI Riau, Jailani, Wakil Ketua PSMTI Riau, Iliyana dan bersama jajaran pengurus PSMTI Riau.
Dalam pembukaan, hadir dari jajaran manajemen Riau Pos di antaranya Direktur Utama, Ahmad Dardiri, Direktur Asmawi Ibrahim, Direktur Firman Agus, Manajer Iklan Sumaryono, Manajer Pemasaran Abdul Kadir Bey, Manajer Umum Lastriani, dan Manajer EO dan radio Lismar Sumirat.
Pada pukul 09.00 WIB, kegiatan dibuka dengan diawali menonton bersama profil video Riau Pos. Selanjutnya Direktur Utama Ahmad Dardiri diberikan kesempatan untuk secara resmi membuka pelatihan jurnalistik tersebut. Pelatihan berlangsung dua hari 22-23 Oktober 2022. Pada kesempatan itu juga, dilakukan penandatangan MoU antara Riau Pos yang dilakukan oleh Direktur Utama Riau Pos, Ahmad Dardiri dengan PMSTI, dalam hal ini oleh Ketua Harian PSMTI Riau, Jailani.
Pelatihan jurnalistik Riau Pos-PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) mulai belajar dasar-dasar jurnalistik, Sabtu (22/10). (MHD AKHWAN/RIAUPOS)
Ahmad Dardiri menyambut positif atas terlaksananya pelatihan jurnalistik tersebut. “Saya sebenarnya sejak awal sudah surprise dengan kegiatan etnis Tionghoa ini. Sangat guyub meski berasal dari berbeda -beda seperti dari Bagan, Bengkalis, ada yang dari Meranti dan semua bersatu di PSMTI. Kami menyambut baik pelatihan ini,” ungkapnya.
Lanjutnya, jurnalistik itu belum ada di perkuliahan. Jurnalistik berbeda dengan sarjana komunikasi. Di Indonesia tidak ada kampus yang mengajarkan ilmu jurnalistik secara langsung. “Karena jurnalistik itu, mungkin ada yang bilang 90 persen itu passion, meskipun misalnya bisa menulis tetapi kalau passion-nya tidak dapat, maka ya ilmu jurnalistik itu ya hanya dimiliki saja. Nanti adek-adek akan merasakan sendiri meski dasar menulis itu sudah punya, kalau passion-nya tidak ketemu, tulisannya tidak enak dibaca,” tuturnya.
Para peserta pelatihan jurnalistik Riau Pos-PSMTI Riau berpose di depan Graha Pena Riau, usai sesi hari pertama, Sabtu (22/10/2022). (MHD AKHWAN/RIAUPOS)
Sementara Toni Sasanasurya menilai ilmu jurnalistik itu sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Untuk diterapkan di perusahaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pelatihan jurnalistik Riau Pos-PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) mulai belajar dasar-dasar jurnalistik, Sabtu (22/10). (MHD AKHWAN/RIAUPOS)
“Harapan kami, melalui pelatihan ini peserta akan dibekali teknik- teknik dasar jurnalistik, dan siapa tahu ilmu ini kelak bisa menjadi tumpuan kehidupan masing-masing. Kami sampaikan agar peserta tetap semangat selama mengikuti pelatihan dan terima kasih,” ungkap Toni.(ilo)