TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO )-Sekretaris Daerah (Sekda) Indragiri Hilir (Inhil) H Said Syarifuddin, menjadi inspektur upacara (Irup) peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 tahun 2018, di halaman Kantor Bupati Senin (21/5) pagi.
Tema Harkitnas kali ini “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital”. Yang salah satu artinya, perlu pembangunan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Pemerintah memandang perlu dilakukannya pengembangan kapasitas SDM yang diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, supaya bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.
‘’Momen ini harus kita maknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia,” kata Sekda Inhil saat membacakan sambutan Menteri Kominfo RI, Rudiantara.
Katanya, masyarakat harus dapat mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat itu sendiri.
Era digital, lanjut sekda menuntut bangsa untuk tidak membuang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain. Termasuk menuntut bangsa agar tidak membuang-buang energi untuk bertikai, tapi harus lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan manusia.
Bahkan menurut perhitungan para ahli, sekitar dua tahun lagi bangsa ini akan memasuki sebuah era keemasan dalam konsep kependudukan, yaitu bonus demografi. Bonus demografi menyuguhkan potensi keuntungan bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia nonproduktif,.
Demikian pula menurut perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), rentang masa ini akan berpuncak pada 2028 sampai dengan 2031 yang berarti tinggal 10 hingga 13 tahun lagi. Pada saat itu nanti angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah, yaitu 46,9 persen.
‘’Proyeksi keuntungan bonus demografi itu akan tinggal menjadi proyeksi jika kita tak dapat memaksimalkannya, “papar sekda.
Yang artinya usia produktif hanya akan tinggal menjadi catatan tentang usia, daripada catatan tentang produktivitas. Jika mutu SDM produktif pada tahun-tahun puncak bonus demografi tersebut tidak dapat mengungkit mesin pertumbuhan ekonomi.
Oleh sebab itu, sekda mengatakan, agar keuntungan bonus demografi tidak sia-sia, Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong dunia pendidikan, bekerja sama dengan industri dan bisnis, untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pendidikan vokasi.
‘’Jurusan-jurusan baru, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun juga di tingkat menengah yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan harus selalu diciptakan untuk memasok industri akan tenaga terampil yang siap bekerja,” pesanya.
Generasi bonus demografi yang kebetulan juga beririsan dengan generasi millenial, dijelaskan sekda, pada saat yang sama juga terpapar oleh masifnya perkembangan teknologi, terutama teknologi digital.(ind)