DPP Sebut Kenaikan Harga Beras karena Daya Beli Tinggi

Riau | Selasa, 22 Januari 2019 - 14:31 WIB

KOTA (RIAUPOS.CO) - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut memantau secara intens perkembangan harga beras. Berdasarkan pantauan di pasar pasar tradisional diketahui bahwa terjadi peningkatan daya beli masyarakat.

Tingginya daya beli terjadi pada beras jenis belida dan topi koki. Sementara untuk pasokan atau distribusi masih relatif stabil dari jalur distributor sampai di pasaran. "Mungkin permintaan naik dan suply naik. Itu mekanisme pasar ya," ujar Ingot Ahmad Senin (21/1). 

Untuk mengikuti perkembangan harga sembako di pasaran, pihak DPP Pekanbaru intens tidak hanya berkoordinasi dengan para distributor. Namun juga aktif berkomunikasi dengan para pedagang-pedagang besar yang ada di Pekanbaru. 
Baca Juga :Oknum Buruh Bulog Viral Mandi Beras Diberhentikan, Ini Sosoknya

Pantauan DPP juga berlaku terhadap harga beras premium yang juga naik. Seperti beras pandan wangi dan mundam. Jika harga beras topi koki dan belida dari Rp11 ribu naik menjadk Rp12,5 ribu per kilogram. Sementara harga beras pandan wangi dan mundam dari Rp13 ribu naik jadi Rp15 ribu per kilogram.

Mahalnya harga beras lokal telah mempengaruhi pilihan masyarakat. Beras impor dari Thailand yang harga jauh lebih murah dibanding beras lokal saat ini menjadi pilihan. Beras impor tersebut dijual Rp9 ribu per kilogram. Jika beli melebihi 10 kilo maka harga perkilonya bisa ditawar lebih rendah lagi.

Hal itu yang berlaku di toko Risman. Penjual beragam beras partai beras itu juga menjual eceran untuk masyarakat. "Ada beras dari Sumatera Utara, Pelembang dan pulau Jawa. Beras Thailand sekarang yang paling laris karena harganya lebih murah," ungkap Risman sambil sibuk melayani konsumennya itu.(ilo)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook