PEKANBARU

Gali Potensi, Sejahterakan Desa

Riau | Senin, 21 Maret 2016 - 11:58 WIB

Gali Potensi, Sejahterakan Desa
Padil ST MT (Teknik Kimia 1991)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Forum Layanan Iptek Bagi Masyarakat (Flipmas), mungkin masih terdengar asing bagi sebagian pembaca.

Namun, untuk pergerakan dari forum tersebut nyatanya tak asing lagi bagi masyarakat desa 3 di Kabupaten Indragiri Hilir, Natuna dan Kabupaten Karimun.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Siapa sangka, ketua Flipmas Riau Kepri yang banyak menolong masyarakat tersebut adalah alumni dari Unri.

Ia adalah Padil. Lulusan Fakultas Teknik Unri ini ingin mengabdikan diri kepada masyarakat melalui Flipmas Riau yang bernama Flipmas Botobo.

 ‘’Di forum ini kami bertugas untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang penuh semangat membina dan memberdayakan masyarakat.

Karena rata-rata SDM di Flipmas Batobo sendiri kaya ilmu, namun minim dana. Mulai 2012 akhir Flipmas Batobo mengadakan kerja sama dengan Pertamina pusat melalui program Mitra Pertamina Penggerak Pembangunan Desa (MP3D) dengan anggaran melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),’’ paparnya.

Sejak tahun tersebut hingga satu tahun kemudian, Flipmas Wilayah (FW) Batobo mendapatkan kepercayaan dari PKBL pusat membina dan memberdayakan masyarakat di 15 desa yabg tersebar di Inhil, Karimun dan Natuna.

Dikatakan Padil, penentuan desa tersebut langsung dari PKBL bekerja sama dengan FW Batobo menggunakan konsep 3T (terbelakang, terisolir dan tertinggal).

‘’Penentuannya dengan sumber data dari Kementerian Daerah Tertinggal. Setelah data dari kementerian di validasi, maka tim PKBL bersama dengan FW Batobo melakukan survei lapangan, apakah desa itu layak atau tidak masuk dalam program ini,’’ lanjutnya.

Lalu apa saja yang sudah dilakukan Padil bersama FW Batobo ini? FW Batobo melakukan penekanan program pada bidang ekonomi dengan konsep Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM).

Dengan harapan jika ekonomi masyarakat meningkat, akan berdampak terhadap kesehatan maupun pendidikan masyarakat itu sendiri.

Di mana konsep KEM ini dirancang sedemikian rupa dengan kriteria-kriteria dan indikator capaian tertentu, yaitu lahan harus merupakan marjinal, minimal luas lahan 5 Ha, lahan diutamakan fasilitas umum, adanya sumber air, dan lahan minimal digunakan oleh masyarakat 5 tahun serta merupakan masyarakat yang tingkat kesejahteraannya masih rendah.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook