AKSI BELA PALESTINA DI PEKANBARU

Terkumpul Donasi Rp1,2 M Untuk Palestina

Riau | Senin, 20 November 2023 - 08:45 WIB

Terkumpul Donasi Rp1,2 M Untuk Palestina
Ribuan massa tumpah ruah dalam aksi Pekanbaru Bela Palestina dan penggalangan dana di Jalan Gadjah Mada, Pekanbaru, Ahad (19/11/2023). (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Teriakan takbir dan seruan dukungan kemerdekaan Palestina menggema pada aksi Pekanbaru Bela Palestina di Jalan Gadah Mada Pekanbaru, Ahad (19/11). Seruan boikot produk Israel dan produk-produk Yahudi turut digaungkan.

Di samping menggemakan aksi bela Palestina, turut digerakkan penggalangan dana buat korban perang di Palestina. Sampai sekitar pukul 10.00 WIB, donasi yang terkumpul dari masyarakat lewat aksi ini mencapai Rp1,2 miliar.


Bendera raksasa Palestina pun berkibar di tengah-tengah lautan manusia yang hadir. Laki-laki, perempuan dan anak-anak memberikan dukungan buat Palestina. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI), ormas keagamaan, organisasi pemuda, organisasi kemahasiswaan, organisasi perempuan, komunitas, majelis taklim, lembaga pendidikan, ikut meramaikan aksi bela Palestina ini.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, bebaskan Palestina. Mari memberikan dukungan saudara kita di Palestina. Indonesia dan Palestina ibarat saudara kandung. Allahu Akbar, bebaskan Palestina,” teriak dan takbir Yudo dan ribuan warga yang hadir.

“Ada beberapa hal yang wajib kita membela Palestina. Pertama karena kita adalah manusia. Rumah sakit dibom, anak-anak dihabisi. Ini biadab harus dimusnahkan,” tambah Ari, warga lainnya. “Kita harus membela Palestina karena kita orang Indonesia. Ada dua negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia, pertama Mesir dan kedua Palestina. Allahu Akbar,” timpal rekannya, Rian

“Kenapa harus dukung, karena kita orang Islam. Luka di Palestina darahnya ada di Pekanbaru. Kematian yang ada di Palestina mencabut jiwa di Pekanbaru,” tambah Radi, warga lainnya.

Sebagian masyarakat penuh haru dan meneteskan air mata. Sembari tak henti-hentinya meneriakan takbir dan seruan mendukung kemerdekaan Palestina.

Doa dan harapan masyarakat Pekanbaru atas kebebasan Palestina juga disampaikan secara resmi melalui pernyataan sikap masyarakat Pekanbaru yang dibacakan oleh Ketua MUI Pekanbaru Akbarizan di atas pentas utama. “Bebaskan Palestina, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” ucap Akbarizan.

Sebanyak 30 ribu masyarakat Pekanbaru memenuhi badan Jalan Gajah Mada. Sejak pagi-pagi sekali mereka telah berdatang. Masing-masing mereka memegang bendera Palestina. Sebagian besar memakai kopiah Palestina. 

“Sekitar 30 ribu masyarakat sudah berkumpul untuk memberikan dukungan Palestina hari ini (kemarin, red),” Erman Gani salah seorang tim panitia aksi. 

Selain di Pekanbaru, masyarakat Kota Dumai yang terdiri dari 129 aliansi serta organisasi masyarakat maupun perorangan mendeklarasikan kebebasan bagi Palestina di Lapangan Bukit Gelanggang, Ahad (19/11) pagi.

Ribuan warga yang hadir menggunakan berbagai atribut yang memperlihatkan dukungan terhadap negara Palestina, mulai dari bendera hingga simbol-simbol perjuangan Islam di Palestina. Selain deklarasi bersama, juga dilaksanakan pengumpulan santunan bagi warga Palestina.

“Kegiatan ini murni aksi nyata tanpa ada unsur politik. Kita bersama 129 aliansi baik yang besar dan yang kecil sekalipun melakukan deklarasi bersama untuk membantu saudara kita di Palestina,” ujar Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Palestina, Ziqri Hanafi.

Jalur Gaza Terus Dihujani Rudal
Kebohongan Israel mulai terkuak satu per satu. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa mereka sengaja mengarang cerita dan membuat bukti-bukti palsu untuk membenarkan serangan brutal di Jalur Gaza. Salah satunya klaim bahwa RS Al Shifa merupakan basis pusat komando Hamas.

CNN melaporkan, video yang dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 15 November menunjukkan persenjataan Hamas yang ditemukan di RS Al Shifa. Saat itu Jubir IDF Letkol Jonathan Conricus memimpin tur tunggal dan jam tangannya menunjukkan pukul 13.18 waktu setempat. Hanya ada satu senjata di video yang dirilis IDF itu.

Fox News dan BBC diberi akses ke RS Al Shifa untuk melewati jalur yang ditentukan IDF. Koresponden asing Fox News Trey Yingst mengunjungi lokasi kejadian saat hari sudah gelap. Dalam laporannya, dia menyebut saat itu sudah tengah malam.

Yingst diperlihatkan sebuah tas yang terletak di belakang mesin MRI dengan dua senjata AK-47 di atasnya. Namun, video IDF yang direkam sebelumnya hanya memperlihatkan satu senjata AK-47. Tidak jelas dari mana senjata AK-47 kedua berasal dan mengapa senjata itu tidak terlihat dalam video IDF sebelumnya. Senjata yang bertambah itu mengindikasikan ia mungkin telah dipindahkan atau ditempatkan di sana sebelum kru berita tiba.

BBC juga diberi akses ke rumah sakit besoknya dan dua senjata AK-47 masih terlihat di atas tas di ruang MRI. Dua senjata usang itu tak bisa dijadikan bukti kuat bahwa RS terbesar di Jalur Gaza tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas.

IDF berdalih, perbedaan video milik militer dan rekaman BBC disebabkan oleh fakta bahwa ada lebih banyak persenjataan dan aset teroris yang ditemukan sepanjang hari. ’’Tudingan bahwa IDF memanipulasi media tidak benar,’’ bunyi sanggahan IDF.

Namun, itu bukan satu-satunya kebohongan IDF yang terungkap. Foto yang mereka klaim sebagai terowongan Hamas di RS Al Shifa diyakini merupakan tandon air. Ia sesuai dengan foto tandon air di RS tersebut sebelum IDF menyerang masuk. Karena itu, hingga Ahad (19/11), IDF tak bisa menunjukkan video maupun foto mereka saat memasuki area yang diklaim sebagai terowongan Hamas di bawah RS Al Shifa tersebut.

’’Israel gagal memberikan bukti yang diperlukan untuk membenarkan bahwa rumah sakit dapat dijadikan sasaran berdasar hukum perang,’’ ujar Mai El-Sadany, pengacara HAM dan Direktur Eksekutif Tahrir Institute for Middle East Policy di Washington.

Di sisi lain, Haaretz melaporkan, penyelidikan resmi Israel menyimpulkan bahwa Hamas tidak tahu tentang festival musik di Nova yang diadakan di sebelah Kibbutz Re’im. Hamas bermaksud menyusup ke Re’im dan desa-desa lain dan mengetahui festival itu melalui drone atau parasut yang mereka pakai. Dengan sistem komunikasi yang mereka pakai, pasukan Hamas akhirnya diarahkan ke sana secara spontan.

Sebuah helikopter tempur tentara Israel tiba di lokasi kejadian dan menembaki pejuang Palestina. Mereka tampaknya juga mengenai beberapa pengunjung pesta yang merupakan warga Israel sendiri dan orang asing. Fakta itu didasarkan pada interogasi dari anggota Hamas dan penyelidikan polisi Israel atas insiden tersebut.

Polisi Israel dan tokoh keamanan senior lainnya yang diwawancarai Haaretz mengungkapkan, salah satu temuan yang memperkuat penilaian itu adalah bahwa pejuang perlawanan pertama tiba di lokasi festival dari Route 232, bukan dari arah perbatasan Gaza tempat adanya pesta. Sebanyak 360 orang tewas di festival tersebut.

Serangan di festival musik itu dijadikan alasan oleh Israel untuk menyerang Jalur Gaza dalam skala besar. Namun, mereka tak mau mengakui bahwa sebagian korban di festival itu tewas karena serangan pasukan IDF sendiri dari helikopter.

Dalam pengeboman halaman RS Arab Al Ahli pada 17 Oktober yang menewaskan lebih dari 500 warga sipil, Israel mengklaim bahwa itu berasal dari roket Hamas yang salah sasaran. Namun, mantan anggota tim media Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Hananya Naftali, membantah narasi itu dengan menulis di X bahwa Angkatan Udara Israel sengaja menargetkan RS tersebut untuk melenyapkan anggota Hamas. Namun, setelah itu, Naftali menghapus tweet-nya.

Video yang dianalisis Al Jazeera juga menunjukkan bahwa tidak mungkin serangan itu berasal dari dalam kota karena rudal Hamas. Upaya lain untuk menggambarkan negatif Hamas terdapat pada video yang menampilkan seorang wanita yang menyamar sebagai perawat Palestina di RS Al Shifa. 

Dia menuduh Hamas mengambil alih RS itu dan mencuri bahan bakar serta pasokan medis yang sangat diperlukan. Perawat tersebut, yang tampak menangis dan tertekan, mendorong warga sipil meninggalkan rumah sakit karena adanya ancaman. Suara bom terdengar dalam video itu.

Tokoh media Marc Owen Jones menyebut suara bom itu hanya efek suara belaka. Aktivis Palestina juga mencatat bahwa aksen wanita tersebut tidak sesuai dengan dialek Palestina, sehingga menunjukkan bahwa dia adalah orang Israel.

Warga Israel juga menyebarkan sampul Forbes palsu yang menggambarkan pemimpin Hamas Khaled Mashal sebagai miliarder yang mengumpulkan kekayaan dengan menipu warga Palestina. Namun, Reuters mengungkap bahwa sampul itu palsu dan mengutip juru bicara Forbes yang mengonfirmasi bahwa majalah tersebut tidak menerbitkannya.

Klaim pemenggalan 40 bayi oleh Hamas yang dibuat oleh Israel juga belum bisa dibuktikan. Padahal, tuduhan tak berdasar itu bahkan disuarakan Presiden AS Joe Biden setelah pertemuannya dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Namun, staf Biden mencabut klaim itu dan menegaskan bahwa mereka belum melihat bukti apa pun mengenai hal tersebut.

Penyebaran kebohongan itu, tampaknya, merupakan taktik strategis Israel untuk membangkitkan simpati global, dengan menggambarkan diri mereka sebagai korban sambil menuding Hamas sebagai teroris. Narasi yang dibuat-buat itu menjadi pembenaran atas tindakan militer Israel di Gaza, yang mengakibatkan hilangnya lebih dari 12 ribu nyawa warga Palestina secara tragis.

Israel mungkin mencontoh sekutu dekatnya, AS. Pada 2003, Presiden AS kala itu, George W Bush, dan Wakil Presiden Dick Cheney melancarkan perang melawan Irak. Mereka menggunakan klaim palsu bahwa diktator Irak Saddam Hussein memiliki gudang senjata pemusnah massal yang secara langsung mengancam AS dan bahwa dia bersekongkol dengan Al Qaeda yang merupakan pelaku serangan 11 September 2001.

Invasi AS ke Irak menyebabkan kematian lebih dari 4 ribu tentara Amerika dan ratusan ribu warga sipil Irak. Kekerasan serta ketidakstabilan di kawasan tersebut mengakibatkan munculnya ISIS. Namun, belakangan diketahui bahwa senjata pemusnah masal itu tidak ada.

Tiga bulan sebelum dia meninggal pada tahun 2018, Senator John McCain menerbitkan buku terakhirnya, The Restless Wave. Di dalamnya, dia mengungkap bahwa alasan utama invasi Irak, yaitu bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal, adalah salah. Kenyataannya, senjata pemusnah masal itu memang tidak pernah ditemukan hingga saat ini.

’’Perang ini, yang mengorbankan banyak nyawa, harta, dan keamanan, tidak bisa dinilai hanya sebagai sebuah kesalahan, sebuah kesalahan yang sangat serius, dan saya harus menerima tanggung jawab atas kesalahan tersebut,’’ ujar salah satu politikus pendukung invasi ke Irak tersebut.

Tahun-tahun berikutnya, satu per satu pendukung perang Irak mulai maju dan mengakui kesalahan keputusan invasi itu. Salah satunya penulis Max Boot. Dia mengakui bahwa invasi ke Irak adalah kesalahan besar.

’’Saddam Hussein memang kejam, namun Irak lebih baik berada di bawah pemerintahan tiraninya dibandingkan kekacauan yang terjadi setelahnya. Saya menyesal menganjurkan invasi dan merasa bersalah atas seluruh nyawa yang hilang,’’ tulisnya dalam buku yang dia 
rilis pada 2018.

Israel Bom Sekolah Dipenuhi Pengungsi
Pasukan militer Israel kembali melancarkan aksinya dengan meledakkan Sekolah Al-Fakhoura di Jabalia, Utara Gaza, Sabtu (18/11). Sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) itu, sebelumnya menjadi salah satu camp pengungsian ribuan warga sipil Gaza.

Pengeboman yang dilakukan oleh pasukan militer Israel itu menewaskan dan membuat puluhan pengungsi Gaza mengalami luka-luka. Bahkan, para tenaga medis Palestina mengatakan bahwa jenazah para syuhada sampai menutupi koridor sekolah.  Sekolah yang dikelola oleh UNRWA itu terletak di kamp pengungsian Jabalia. Setidaknya 50 orang tewas dalam serangan tersebut. Serangan lainnya terjadi di permukiman penduduk di Khan Younis yang menewaskan 26 orang.

Sementara itu, tenaga medis Palestina merasa sangat kesulitan dalam mengevakuasi korban yang tewas. Selain itu, mereka juga kesulitan dalam memindahkan korban luka-luka untuk mendapat perawatan medis yang semestinya dilakukan.

Kementerian Luar Negeri Palestina pun kembali menyuarakan pengeboman Sekolah Al-Fakhoura yang terjadi pada tanggal 18 November itu kepada khalayak lokal dan internasiomal.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengklaim pengeboman yang terjadi di sekolah itu sebagai salah satu langkah Israel dalam melancarkan pembantaian di Jalur Gaza secara keseluruhan.

“Kami mengutuk keras pembantaian masal yang terus menerus dilakukan pasukan pendudukan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, yang terbaru adalah pembantaian keji di Sekolah Al-Fakhoura yang penuh dengan orang-orang yang terpaksa mengungsi,” demikian kecam Kementerian Luar Negeri Palestina.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyimpulkan pembantaian yang menargetkan sekolah UNRWA itu menunjukkan bahwa pihak Israel sudah menghina berbagai komunitas internasional salah satunya PBB. Hal tersebut nantinya dapat dijadikan bukti baru bahwa perang yang dilancarkan Israel itu memang bertujuan untuk mengosongkan seluruh wilayah Jalur Gaza utara dari penduduk Palestina.

Turki  Tuntut Israel ke Mahkamah Internasional
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (18/11) kembali mengkritik tindakan Israel yang menggempur warga Palestina di Gaza. Pada Ahad (19/11), Erdogan mengatakan ada banyak bukti yang dapat digunakan untuk menyeret pemerintah Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

“Ada banyak bukti untuk mengadili pemerintah Israel di Mahkamah Pidana Internasional. Kita akan melakukan segala daya upaya kita untuk memastikan kejahatan ini dihukum secara setimpal,” ucap Erdogan.

PM Israel Benjamin Netanyahu juga semakin disorot oleh negaranya sendiri karena gagal mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober. Orang nomor satu di Turki itu mengatakan: “Netanyahu akan hancur, kita akan menyingkirkannya.”

“Mudah-mudahan, Israel akan menyingkirkannya, dan semua Yahudi di dunia menyingkirkan dia Saat ini, 60-70 persen warga negaranya menentang Netanyahu,” tambah Erdogan.

Dia menyebutkan bahwa Turki mendukung rakyat tertindas di Gaza dan akan terus melakukan hal yang sama. “Israel berusaha menghalangi bantuan dan membuat warga Gaza kelaparan dan kekurangan makanan dan air. Tapi, kami tidak menyerah,” ujar Erdogan. “Apa pun hambatannya, kami akan terus menghidupkan Gaza. Seluruh dunia, terutama negara-negara Islam, harus bergerak memberikan bantuan,” serunya lagi.

Israel gencar melancarkan serangan udara dan daratnya di Gaza sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan. Gempuran Israel tersebut sudah menewaskan setidaknya 12 ribu warga Palestina. Sementara itu, jumlah korban jiwa di Israel mencapai 1.200 orang.

PBB Sebut Serangan Israel Bukan Membela Diri
Sementara itu, PBB menganggap sikap brutal Israel di Gaza tidak dapat disebut membela diri. Sebab, wilayah tersebut berada di bawah kendali Israel.

Itulah yang diungkapkan beberapa ahli yang menyoroti kasus genosida di Jalur Gaza saat ini. Salah satunya adalah Francesca Albanese, utusan khusus PBB untuk HAM di wilayah pendudukan Palestina.

’’Hak untuk membela diri dapat digunakan ketika sebuah negara diancam negara lain. Padahal, ini tidak terjadi,’’ ujar Albanese sebagaimana yang dikutip Al Jazeera.

Israel menarik pasukannya dari Gaza pada 2005. Namun, mereka telah memberlakukan blokade darat, laut, dan udara di wilayah tersebut sejak Hamas berkuasa pada 2007. Menurut Albanese, itulah tindakan pendudukan.

’’Mereka (Israel, red) tidak dapat mengklaim hak untuk membela diri terhadap ancaman yang berasal dari wilayah yang mereka duduki, dari wilayah yang berada di bawah pendudukan pihak yang berperang,’’ tegas Albanese. 

Israel juga belum berhasil membuktikan tuduhannya bahwa RS Al Shifa di Jalur Gaza dipakai sebagai pusat komando Hamas. Juga di bawahnya ada terowongan rahasia. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah memasuki RS terbesar di Gaza itu sejak Rabu (15/11), namun hingga Sabtu  (18/11) mereka hanya mendapati ribuan pasien dan pengungsi.

’’Mereka tidak menemukan apa pun. Mereka tidak menemukan satu pun perlawanan. Tidak ada satu pun tembakan yang diarahkan ke mereka di dalam area rumah sakit,’’ ujar dokter Ahmed El Mokhallalati yang bekerja di RS Al Shifa sepeti dikutip Al Jazeera.

Israel mengatakan, pihaknya masih berupaya mengungkap adanya infrastruktur terowongan. Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus mengklaim benda-benda bergerak seperti senjata bisa dengan mudah disingkirkan sebelum pasukan Israel tiba.

Menurut dia, tentara IDF di kompleks RS Al Shifa mencari satu gedung pada satu waktu dan menggeledah setiap lantai, sementara ratusan pasien dan staf medis masih berada di dalam kompleks.

Sejak serbuan IDF ke RS Al Shifa, sudah ada 24 pasien yang tewas. Bukan karena ditembak, melainkan suplai listrik di RS tersebut sudah tidak ada lagi lantaran kekurangan bahan bakar. Imbasnya, pasien dengan luka parah yang berada di ICU tidak bisa bertahan.

Situasi kian mencekam karena IDF meminta agar semua orang di RS Al Shifa meninggalkan kompleks tersebut. Termasuk dokter, pasien, dan pengungsi yang berada di sana. Beberapa bahkan ditodong dengan senjata agar segera hengkang.

Mereka diberi waktu satu jam. Padahal, ada lebih dari 7 ribu orang di RS tersebut. Evakuasi pasien juga tidak bisa dilakukan tanpa ambulans. Sebab, mayoritas pasien mengalami luka parah. Banyak di antaranya yang harus diamputasi karena terkena ledakan bom.

Israel lewat unggahan di X mengklaim tidak memberikan perintah evakuasi. Menurut mereka, itu adalah permintaan direktur RS Al Shifa untuk mengizinkan warga Gaza yang berlindung di rumah sakit agar pergi dengan aman.

Namun, paparan IDF itu dibantah oleh Dirjen RS di Gaza Mohammed Zaqout. ’’Saya beri tahu Anda bahwa kami dipaksa pergi dengan todongan senjata,’’ tegasnya. Dirjen Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Barsh dan Kepala Ortopedi di RS Al Shifa Adnan al-Barsh memberikan penjelasan yang sama.

Para pengungsi diperintahkan pergi pukul 09.00 waktu setempat dan berjalan dalam satu baris sembari melambaikan kain putih. Dokter al-Barsh mengungkapkan, sekitar 450 pasien dievakuasi, sedangkan 120 pasien lainnya yang tidak bisa bergerak terpaksa tetap tinggal bersama 5 dokter, termasuk Direktur RS Al Shifa Mohammed Abu Salmiya.(ilo/mx12/sha/c6/eko/oni/das)

Laporan  TIM RIAU POS dan JPG, Pekanbaru dan Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook