PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Riau, mulai surut. Namun tugas pemerintah belum selesai. Sebab, penyakit kulit dan diare rentan menyerang warga yang terdampak banjir.
Diketahui, ada ribuan warga yang terdampak banjir di Riau. Seperti di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Indragiri Hulu (Inhu).
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, warga yang terdampak banjir di Riau, rentan terserang penyakit. Antara lain penyakit kulit, diare, bahkan demam berdarah. Untuk penyakit kulit dan diare, juga sudah ditemukan di sejumlah daerah.
“Rata-rata penyakit kulit dan diare. Untuk penyakit kulit dan diare ini, sudah ditangani oleh puskesmas di daerah setempat,” kata Mimi, Ahad (18/11) di Pekanbaru.
Menurutnya, penyakit kulit dan diare ini, sudah menjadi penyakit yang rutin dihadapi warga ketika banjir. “Ini merupakan penyakit yang sudah mereka hadapi sehari-hari ketika banjir,” ujarnya.
Sejauh ini kata dia, untuk penanganan penyakit kulit dan diare, masih bisa ditangani oleh Dinas Kesehatan daerah setempat. Kebutuhan obat-obatan di daerah, juga masih tersedia. Tapi jika daerah mengajukan bantuan obat-obatan ke provinsi, pihaknya siap memberi.
“Sampai saat ini belum ada kabupaten/kota yang meminta obat-obatan ke Dinas Kesehatan Provinsi. Karena mereka mempunyai obat-obatan juga. Baik dari APBD, maupun DAK,” ujar Mimi.
Dinas Kesehatan Riau kata Mimi, juga sudah turun ke daerah-daerah yang terdampak banjir, untuk pemberian makanan tambahan (PMT). “Kalau PMT, kita memang datang langsung. Yakni di Rohil, Rohul, Kampar, Kuansing, sama Inhu. Terakhir di Kuansing, waktu germas di sana. Dalam bulan ini juga,” kata dia.
Pihaknya kata Mimi, masih terus mendata warga-warga yang terserang penyakit pascabanjir. “Kita juga sudah distribusikan abate untuk mengurangi jentik-jentik nyamuk akibat banjir. Sehingga masyarakat terhindar dari penyakit demam berdarah dengue,” ujarnya.(dal)