Banjir Meluas, Akses Jalan Darat Putus

Riau | Senin, 18 Desember 2023 - 11:30 WIB

Banjir Meluas, Akses Jalan Darat Putus
Warga Desa Telayap Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, melintasi jalan yang mulai direndam banjir akibat air Sungai Kampar meluap, Ahad (17/12/2023) pagi. (BPBD PELALAWAN UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Banjir di beberapa wilayah Riau semakin parah. Ketinggian air sudah mencapai dua meter dan menggenangi lima kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Akses jalur darat pun terputus.

‘’Ya, kondisi air yang merendam badan jalan dan permukiman warga, kembali naik 20 sentimeter hari ini (kemarin, red). Sehingga saat ini ketinggian air yang menggenangi jalan dan permukiman penduduk berkisar antara 40 sentimeter hingga hampir dua meter,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Zulfan MSi kepada Riau Pos, Ahad (17/12).


Kemarin, banjir meluas ke dua kecamatan lagi. Yaitu Kecamatan Ukui dan Kecamatan Pelalawan. Sebelumnya hanya tiga, yakni Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalankerinci serta Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang.

Di Ukui, banjir melanda Desa Lubuk Kembang Bunga. Di daerah ini ketinggian air mencapai 1 meter. Banjir juga sudah merendam badan jalan dan permukiman penduduk dua wilayah di Kecamatan Pelalawan. Yakni Kelurahan Pelalawan dan Desa Telayap dengan ketinggian permukaan air antara 40 sentimeter hingga 1 meter.

Sehari sebelumnya, banjir hanya terjadi di tiga kecamatan, yakni Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Desa Rantau Baru dan Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalankerinci serta Desa Lubuk Ogung, Kecamatan Bandar Seikijang.

Banjir terparah masih berada di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam yang telah terjadi sejak Senin (11/12) lalu. Di dusun ini, ketinggian air telah hampir mencapai dua meter dan merendam badan jalan serta permukiman warga sehingga warga terisolir.

Di titik ini, banjir telah merendam fasilitas umum berupa SDN 004 Dusun Muara Sako dengan ketinggian 1 meter sehingga aktivitas sekolah telah diliburkan sejak Rabu (13/12) lalu, mengingat ruang kelas dan kantor telah digenangi air. Selain itu, sudah ada 70 kepala keluarga (KK) yang telah terdampak banjir, meski sejauh ini belum ada rumah yang direndam air karena mayoritas adalah rumah panggung.

‘’Jadi, saat ini kita masih fokus melakukan penanggulangan banjir di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Langgam ini merupakan daerah yang pertama dilalui Sungai Kampar. Sehingga saat Sungai Kampar meluap akibat dibukanya pintu waduk PLTA serta tingginya intensitas curah hujan, maka daerah ini akan menjadi titik lokasi banjir yang terparah. Saat ini, air telah merendam badan jalan, sehingga akses jalan darat di Kecamatan Langgam telah putus total dan hanya dapat ditempuh menggunakan sampan atau pompong,” paparnya.

Selain Dusun Muara Sako Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, sambung Zulfan, banjir terparah juga terjadi di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci. Di titik ini, tinggi permukaan air yang  sebelumnya hanya 50 sentimeter, saat ini telah meningkat hingga 1,5 meter. Banjir juga telah menyebabkan akses jalan darat warga di desa ini sepanjang 6 km putus total sehingga sangat mengganggu aktivitas warga setempat.

“Di titik ini, banjir telah merendam fasilitas umum berupa satu unit musala, satu unit kantor poskesdes dan satu bangunan sekolah yakni SDN 002 Rantau Baru dengan ketinggian 40 sentimeter. Selain itu, banjir di Desa Rantau Baru ini juga telah menyebabkan 65 unit rumah terdampak banjir. Sedangkan untuk korban terdampak banjir sebanyak 201 kepala keluarga (KK),” ujar Zulfan.

Mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawan ini menambahkan, banjir juga menggenangi akses jalan darat dan permukiman warga di Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalankerinci dengan ketinggian air 40 sentimeter hingga 1,5 meter. Akibatnya setidaknya ada 130 KK yang menjadi korban terdampak banjir.

“Banjir juga telah menggenangi dan memutus akses jalan darat Desa Lubuk Ogung, Kecamatan Bandar Seikijang menuju Kecamatan Langgam. Sehingga jalan darat ini telah ditutup Dishub. Saat ini akses jalan darat dari Kecamatan Pangkalankerinci dan Bandar Seikijang menuju Kecamatan Langgam telah putus total dan hanya bisa ditempuh menggunakan alat transportasi air seperti sampan dan pompong,” tuturnya.

Zulfan menjelaskan, banjir sudah meluas di dua kecamatan lainnya pada Ahad (17/12) dinihari. Di antaranya Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui akibat meluapnya Sungai Nilo yang berbatasan langsung dengan desa. Alhasil, akses jalan dan rumah warga yang berada di tepi sungai, mulai tergenang luapan air sungai dengan ketinggian antara 30 hingga 50 sentimeter. “Jadi, jika Desa Lubuk Kembang Bunga telah dilanda banjir, maka besar kemungkinan Desa Air Hitam akan ikut menyusul karena letaknya bertetangga dan di bantaran sungai,” ucapnya.

Banjir juga mulai dirasakan warga Desa Telayap dan Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan. Air juga telah menggenangi akses jalan dan pemukiman masyarakat. Namun ketinggiannya sejauh ini belum menghambat aktivitas maupun transportasi warga. Karena akses jalan masih bisa ditempuh khususnya kendaraan roda dua.

Sejauh ini, kata Zulfan, masyarakat yang terdampak banjir di 5 kecamatan, belum ada yang dilaporkan mengungsi ke tempat lainnya. Semua masih bertahan di rumah masing-masing yang berbentuk panggung. Pasalnya, air masih berada di perkarangan dan akses jalan, belum ada yang merendam rumah warga.

“Khusus untuk Kecamatan Ukui dan Pelalawan, saat ini kita masih melakukan pendataan jumlah warga yang terdampak yang akan dikirim para kepala desa dan juga lurah. Sehingga pemkab dapat segera menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir apabila datanya telah valid dirangkum. Personel BPBD Pelalawan juga telah turun di seluruh titik banjir untuk membantu warga,” ujarnya.

Untuk itu, sambung Zulfan, pihaknya meminta agar seluruh masyarakat khususnya di daerah bantaran sungai agar waspada. Jika kondisi banjir kian mengkhawatirkan, maka masyarakat harus segera mengungsi ke rumah keluarga yang berada di dataran tinggi atau ke posko penanggulangan banjir yang telah dibuka sejak Rabu (13/12) lalu.

“Kami dari BPBD Pelalawan bersama tim upika kecamatan akan terus intens melakukan pemantauan perkembangan debit air, khususnya Sungai Kampar dan Sungai Nilo dampak dari meningkatnya intensitas curah hujan serta pengaruh dibukanya waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar,’’ ujarnya.

‘’Selain itu, kami juga bersama tim medis dari Dinas Kesehatan Pelalawan masih terus intens berkeliling mendatangai setiap rumah warga untuk memberikan pelayanan maksimal kepada korban banjir, khususnya di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam sebagai daerah yang bencananya banjirnya cukup parah,” tuturnya.

Sementara itu, di Indragiri Hulu, tingginya debit air Sungai Indragiri di bagian hulu yakni Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mulai berdampak kepada sejumlah daerah. Hingga Ahad (17/12) malam, luapan air Sungai Indragiri bertahan antara 100 cm hingga 200  cm.

Kapolres Inhu, AKBP Dody Wirawijaya SIk ketika dikonfirmasi melalui Kapolsek Peranap, Iptu Dodi Hajri SH mengatakan, luapan air Sungai Indragiri merendam sejumlah pemukiman warga di 11 desa. “Luapan air Sungai Indragiri mulai memasuki pekarangan warga sejak Sabtu (16/12) dan hari ini (kemarin, red) masih terjadi,” ujar Dodi Hajri, Ahad (17/12).

Dijelaskannya, luapan air Sungai Indragiri itu berdampak di delapan desa dan kelurahan di Kecamatan Peranap. Kemudian juga terjadi di tiga desa di Kecamatan Batang Peranap. Lokasi terparah terjadi di Desa Setako Raya, Kecamatan Peranap dan Desa Silunak, Kecamatan Batang Peranap. “Dua daerah ini selain berada di pinggir Sungai Indragiri, daerah ini tergolong rendah dan rawan terimbas luapan air Sungai Indragiri,” ungkapnya.

Di Desa Setako Raya sambungnya, terdapat sekitar 200 rumah digenangi air sebatas halaman. Kemudian sekitar 120 rumah warga digenangi hingga ke dalam rumah, ada dengan ketinggian air sekitar 50 cm. Selain rumah, luapan air Sungai Indragiri juga merendam fasilitas umum seperti, jalan sepanjang 1 kilometer, SDN 012 Setako Raya dan tiga unit musala. “Ada beberapa warga harus mengungsi ke rumah saudaranya,” tambahnya.

Kemudian di Desa Selunak terdapat delapan rumah warga yang terendam. Selain itu luapan air Sungai Indragiri juga merendam jalan Desa Selunak sepanjang 50 meter dengan ketinggian air mencapai 20 cm. Lebih jauh disampaikannya, desa dan kelurahan di Kecamatan Peranap yang digenangi luapan air Sungai Indragiri di antaranya adalah Desa Setako Raya, Desa Pauh Ranap, Kelurahan Batu Rijal, Desa Semelinang Tebing, Desa Gumanti, Desa Batu Rijal Hulu, Desa Batu Rijal Barat, Desa Ketipo Pura. Di Kecamatan Batang Peranap, Desa Koto Tuo, Desa Pematang dan Desa Selunak. “Jika cuaca di bagian hulu tidak lagi hujan, biasanya sudah langsung surut,” terangnya.

Di Kabupaten Kuantan Singingi, Sungai Kuantan sudah surut sejak dua hari lalu. Bahkan, ketinggian air mendekati normal. Hal itu dibenarkan petugas Hidrologi Balai Wilayah Sungai Sumatera III, Erianto yang berada di Desa Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan. Menurut Erianto jika dibandingkan dengan tiga hari belakangan, debit Sungai Kuantan surut mencapai 2 meter.

“Masih bergantung cuaca hujan di Sumbar, terutama daerah yang dialiri Sungai Ombilin. Kalau di sana hujan dengan durasi lama, maka imbasnya akan sampai ke Kuansing. Meskipun di Kuansing dilanda hujan,” jelas Erianto.

Seperti yang disampaikan Erianto, sejak dua hari yang lalu, cuaca di Kabupaten Kuansing cerah. Namun masyarakat tetap diminta waspada, karena luapan air sungai kuantan datang secara tiba-tiba. “Patokan kami cuaca di Sumbar. Kalau di sana hujan dan di Kuansing tidak hujan, maka potensi air Sungai Kuantan naik sangat tinggi. Kalau hujannya di Kuansing, paling yang meluap itu anak-anak sungai,” beber Erianto.

Saat ini, ketinggian air sungai Kuantan berada di angka 3 meter. Sedangkan kondisi terparah tiga hari yang lalu berada diangka 5 meter lebih.

Lima Pintu Pelimpahan Waduk PLTA Masih Dibuka
Lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang sampai saat ini masih dibuka. Walaupun saat ini curah hujan masih tinggi di wilayah Kabupaten Kampar, tetapi elevasi waduk PLTA Kota Panjang turun dibanding Sabtu (16/12). Saat ini elevasi waduk 83.57 MDPL, sedangkan pada Sabtu elevasi waduk 83.69 MDPL.

Manajer PLTA Koto Panjang Cecep Sopyan Munawar menjelaskan, elevasi waduk PLTA Koto Panjang turun di anghka 83.57 MDPL, Ahad (17/12). Sabtu (16/12), elevasi waduk mencapai 84.69 MDPL. “Dari data tersebut terdapat penurunan elevasi dibanding hari sebelumnya. Pembukaan pintu pelimpah saat ini di posisi 5 x 40 cm,” jelas Cecep Munawar.

Cecep menambahkan,  belum ada rencana penambahan atau penutupan pintu pelimpah. Untuk penambahan bukaan pintu akan dilakukan jika elevasi naik secara signifikan dan untuk penutupan pintu akan dilakukan jika elevasi turun dan sudah melewati musim penghujan.

Belum Dapat Bantuan
Di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), banjir yang merendam ratusan rumah penduduk dan ruas jalan provinsi tepatnya di jalan jalur dua Tuanku Tambusai Pasirpengaraian Kecamatan Rambah sejak, Kamis (14/12) telah surut, Ahad (17/12).

Namun hingga kemarin, ratusan warga yang rumahnya terdampak banjir di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Rambah belum mendapatkan bantuan sembako dan sandang yang disalurkan oleh Pemerintah Kabupaten Rohul.

Berdasarkan data BPBD Rohul, banjir yang berasal dari luapan air sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian merendam ratusan rumah penduduk Desa Babussalam sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK), Kelurahan Pasirpengaraian 56 KK, Desa Pematang Berangan 53 KK, dan Desa Koto Tinggi 10 KK.

Salah seorang warga Desa Babussalam Hendra mengaku banjir ikut merendam rumahnya yang jaraknya tidak jauh dari tepi Sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian. Diakuinya, warga sangat mengharapkan bantuan.

‘’Warga yang rumah terendam hingga saat ini belum mendapatkan bantuan pangan maupun sandang yang disalurkan dari Pemkab Rohul. Biasanya warga yang rumahnya terendam banjir dapat bantuan dari Dinas Sosial P3A Rohul,’’ ujarnya kepada Riau Pos, Ahad (17/12).

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3A Rohul H Damri Poti saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (17/12) mengakui, hingga saat ini pihaknya belum ada menyalurkan bantuan karena belum ada pengajuan permohonan dari Kelurahan Pasirpengaraian maupun pemerintah desa setempat.

‘’Untuk bantuan pangan dan sandang, kami baru bisa salurkan pasca terjadi banjir. Prosedurnya, jika ada pengajuan surat permohonan bantuan dari kades maupun lurah setempat. Tapi hingga Ahad (17/12), kami belum ada menerima surat masuk dari pemerintah desa dan kelurahan di Kecamatan Rambah yang mengajukan permohonan bantuan pangan dan sandang kepada warga yang terdampak banjir,’’ sebutnya.

Diakuinya, di saat banjir berlangsung atau dalam keadaan darurat, untuk keperluan pangan dan sandang menjadi tanggung jawab BPBD Rohul. Namun penyaluran bantuan bisa dilakukan dengan catatan adanya surat permohonan bantuan korban banjir dari kades maupun lurah.(amn/kas/yas/kom/epp/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook