Merah Putih Raksasa Berkibar di Jembatan Siak III Pekanbaru

Riau | Rabu, 17 Agustus 2022 - 14:16 WIB

Merah Putih Raksasa Berkibar di Jembatan Siak III Pekanbaru
Pengibaran bendera merah putih rakssa dari atas Jembatan Siak III yang digelar oleh Kampung Merah Putih Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru, Rabu (17/8/2022). (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sempena peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia, sebuah bendera merah putih raksasa berukuran 20x10 meter berkibar di Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, Kampung Bandar, Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau.

Bendera itu membentang tepat di bawah jembatan yang umum disebut Jembatan Siak III tersebut. Kegiatan upacara bendera ini diprakarsai Komunitas Kampung Merah Putih (KMP) bekerja sama dengan mahasiswa pecinta alam (mapala). Camat Senapelan Yeni Erita menjadi inspektur upacara di kawasan permukiman tertua di Kota Bertuah itu tadi pagi.


Ketua panitia dari KMP Yuke Cinantya menyebutkan, aksi pengibaran di bawah jembatan dekat Kampung Bandar tersebut karena ingin mempromosikan pariwisata di Kota Pekanbaru.

''Kami ingin mengangkat daerah Senapelan sebagai destinasi wisata di Kota Pekanbaru. Senapelan adalah cikal-bakal kota ini,'' sebut Yuke usai upacara.

Aksi pengibaran di bawah jembatan ini bukan yang pertama dilaksanakan KMP. Namun kali ini mereka mengibarkan bendera dibantu tim dari mapala di Riau.

Bendera itu sendiri langsung menghadap bentangan Sungai Siak dan berada pada sisi Bandar Senapelan. Tepatnya di laman Rumah Singgah Tuan Kadi, sebuah cagar budaya, situs bersejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura.

Lokasi pelaksanaan upacara pengibaran bendera merah putih HUT kemerdekaan RI ini sendiri memang digelar di kompleks situs bersejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura. Yaitu Rumah Singgah Tuan Kadi.

Dikutip dari berbagai sumber, Senapelan sendiri awalnya hanyalah merupakan sebuah bandar kecil dari Kesultanan Siak. Dengan nama resmi administratif pertamanya adalah Kebatinan Senapelan, kemudian berubah nama menjadi Dusun Payung Sekaki.

Awalnya wilayah ini adalah sebuah tempat transit berbagai komoditas perdagangan yang berasal dari pedalaman Riau sampai Sumatera Barat via Sungai Tapung, Petapahan, yang merupakan wilayah perkampungan terakhir, sekaligus batas Kesultanan Siak dengan Kerajaan Pagaruyung.

Dari sini, kekayaan alam Riau diangkut ke pusat kerajaan di Siak Besar,  Kota Siak saat ini. Kemudian diteruskan ke jalur dagang internasional di pelabuhan-pelabuhan besar di sepanjang Selat Melaka.

Karena terus berkembang, maka Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, Sultan Siak kedua yang bertakhta di Senapelan, mendirikan sebuah pekan atau pasar di sekitar Kampung Bandar saat ini. Hingga pada 23 Juni 1784, para datuk empat suku, Datuk Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Datuk Kampar di Senapelan, sepakat mengubah nama wilayah ini menjadi Pekan Baharu atau Pekanbaru.

 

Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook