PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - HAMPARAN 697 hektare tanaman perkebunan sawit muda yang berada di Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau tumbuh subur. Meski belum genap berusia 36 bulan, tanaman muda perkebunan sawit di bawah naungan KUD Makarti Jaya tersebut mampu menghasilkan hingga enam ribu ton tandan buah segar (TBS).
Alhasil, pundi-pundi cuan kelompok tani yang beranggotakan 366 petani tersebut pun kian tebal. Ketua KUD Makarti Jaya, Tujimin mengatakan hasil panen yang tersimpan di dalam rekening mencapai Rp6 miliar. "Alhamdulillah, tanaman kami yang baru diremajakan tiga tahun lalu memberikan hasil luar biasa. Hasil penjualan TBSnya saat ini di saldo rekening Bank Riau Kepri Syariah Ujung Batu tercatat hampir Rp6 miliar," kata pria yang akrab disapa Pak De Tujimin tersebut di Pekanbaru, Kamis (15/12).
Tujimin mengisahkan bahwa para petani KUD Makarti Jaya merupakan petani yang mengikuti program transmigrasi dengan perkebunan pola inti rakyat (PIR) pada 1986 silam. Sejak saat itu, PTPN V mendapat amanah dari pemerintah untuk menjadi bapak angkat bagi ratusan petani yang berasal dari Pulau Jawa tersebut.
Ia mengakui bahwa PTPN V memiliki pengalaman yang sangat baik dalam pengelolaan kebun sehingga kemitraan yang terjalin selama 30 tahun kembali dilanjutkan melalui keikutsertaan para petani dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) PTPN V.
"Dulunya kebun kami merupakan kebun yang dibangun oleh pemerintah dengan pola PIR dengan Bapak Angkat PTPN V. Tak dapat dipungkiri, dalam mengelola kebun kami, PTPN V sangat berpengalaman dan hal ini lah yang membuat kami percaya untuk kembali kepada PTPN V untuk mengikuti program PSR," tuturnya.
Dalam pelaksanaan program peremajaan itu, Pak De menjelaskan bahwa PTPN V menyodorkan beragam program ekstensi yang lebih baik. Diantaranya adalah penerapan single management, program padat karya atau cash for works, hingga yang paling utama adalan jaminan produktivitas di atas rerata nasional.
Dia bersyukur, program-program yang dicetuskan CEO PTPN V Jatmiko Santosa tersebut berjalan dengan sangat baik dan hasilnya berupa panen di usia belia yakni 28 bulan dibandingkan dengan usia normal 36 bulan atau tiga tahun. Selain itu, dari sisi produktivitas, TBS yang dihasilkan petani juga 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional untuk tanaman usia muda.
"Terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara yang telah memberikan kepercayaan kepada PTPN V untuk melaksanakan program PSR yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional. Inilah bukti nyata pembinaan berkelanjutan dan bimbingan yang dilakukan PTPN V kepada kami sehingga kebun kami yang telah diremajakan dapat dipanen tepat waktu bahkan lebih awal," paparnya.
Gubernur Riau, Syamsuar turut memberikan apresiasi atas usaha keras PTPN V dalam membantu meningkatkan produktivitas petani sawit Bumi Lancang Kuning. "Kami ucapkan terimakasih kepada PTPN V yang sudah memberikan bantuan kepada petani sawit kami dan sudah memberikan penyuluhan. Mudah-mudahan kedepan ini tetap jaga, karena waktu penanaman perdana kerja sama PTPN dengan koperasi di sini saya ikut menyaksikan bersama dengan ibu menteri BUMN saat itu," katanya.(ifr)