ROHUL (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Pemkab Rohul) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus melakukan inovasi dalam mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Rohul. Salah satu konsep yang akan dikembangkan dalam mengatasi persoalan sampah yakni dengan membuat program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS).
Sebagai bentuk keseriusan dalam menerapan TOSS, DLH bersama Sekolah Tinggi Tekhnik (STT) PLN, Kamis (15/8) menggelar sosialisasi kepada kepala desa calon pilot projek program TOSS di Hotel Sapadia Rohul.
Kepala DLH Rohul Drs Hen Irpan MSi melalui Sekretaris dlh Joni Muchtar SE MSi AK, Rabu (15/8) menjelaskan, selama ini sampah dilihat sebagai hal yang bermasalah dan menjadi momok dimasyarakat.
Sehingga dibutuhkan upaya dalam rangka mengubah menset masyarakat terhadap sampah. Dengan melaksanakan program TOSS, dengan harapan sampah tidak lagi menjadi momok tapi menjadi berkah dan menjadi salah satu sumber penghasilan ekonomi masyarakat.
Menurutnya, dengan dilaksanakannya program TOSS, diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang besar. Jika disatu daerah tidak punya TPA, maka di daerah tersebut akan diterapkan program TOSS
Mantan Plt Kepala Bapenda Rohul itu menjelaskan, jika dimungkinan diterapkan di Rohul, Program TOSS ini akan dijadikan sebagai program prirorotas sesuai Himbauan Sekda Rohul, bahwa setiap OPD harus punya satu Program Unggulan.
‘’Mau tidak mau sampah harus jadi program prioritas, Karena ini menjadi masalah hari demi hari. Kita ingin sampah ini tidak lagi menjadi persoalan, tapi bisa membawa berkah,’’ terangnya.
Joni mengaku, pihaknya akan mengambil beberapa desa sebagai pilot projek. Jika berhasil konsep ini, maka akan dikembangkan di seluruh desa, sebagai jawaban mengatasi persoalan sampah di pedesaan serta membantu menambah pendapatan masyarakat.
‘’Kita yakin dengan konsep ini selain mengatasi persoalan sampah, akan menambah penghasilan masyarakat dari hasil penjualan energi listrik. untuk tahap awal kita prioritaskan daerah yang belum tersentuh listrik seperti Rokan IV Koto dan Tambusai Utara,’’ tuturnya.
Sementara itu narasumber Arif, perwakilan tim dari Sekolah Tinggi Teknik PLN, menyatakan, konsep TOSS ini, bagian dari gerakan listrik kerakyatan. Program ini fokusnya ke daerah yang memiliki masalah sampah dan belum tersentuh pelayanan listrik dari PLN.
Menurutnya, program TOSS ini bertujuan untuk mewujudkan kemandiran energi, sesuai dengan kebijakan pemerintah, bisa diselesaikan didaerah masing-masing.
‘’Kami meneliti bagaimana mengelola sampah, efektif dan efisen, sehingga menghasilkan listrik, dan melalui TOSS ini salah satu caranya,’’ tuturnya.
Arif menjelaskan, biaya untuk membangun Perangkat TOSS dipedesaan cukup terjangkau lebih kurang Rp200 juta. Nantinya, listik yang dihasilkan akan disalurkan melalui jaringan PLN dan bisa menjadi subsidi bagi tarif dasar listik yang saat ini semakin mahal.
‘’Rohul memiliki potensi sangat besar, disini banyak kebun sawit yang bisa dimanaatkan untuk mendukung konsep TOSS. Semua daerah masalahnya sama, sampah dibiarkan tergelatak tanpa ada solusi, hanya memindahkan sampah ke TPA. Inilah yang ingin kami rubah, agar sampah itu habis ditempat tidak lari ke TPA,’’ tuturnya.
Agar invoasi di impelentasikan, Arif berharap dukungan dari Pemkab Rohul, sehingga konsep TOSS ini dapat berjalan dan diterapkan di seluruh desa di Rohul.(adv)