PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Bertemu Polisi, Didaftarkan hingga Dibelikan Perlengkapan SekolahLaporan AFIAT ANANDA, Rengat Bripka Donni Malindo merasa bahagia. Remaja 11 tahun bernama Riska yang ia temui saat mengamen badut di pinggir Jalan Lintas Pematang Reba, Inhu pada awal tahun lalu kini sudah bisa bersekolah. Pertemuan Donni dengan Riska memang tidak disengaja. Saat itu, petugas Lantas Polsek Lirik tersebut melihat Riska menggunakan kostum pengamen badut bersama ibunya pada malam hari.
"Waktu itu saya jalan sama istri melihat pengamen badut. Setelah saya hampiri, ternyata dia anak perempuan yang didampingi ibu kandungnya," cerita Donni, Jumat (15/7). Setelah ditanya, anak itu bernama Riska dan ternyata tidak sekolah. Riska bersama ibunya mencari uang dengan menjadi pengamen badut. Donni pun kaget, karena masih ada anak yang tidak bersekolah. Tanpa pikir panjang, ia menawarkan bantuan biaya agar anak itu bisa masuk sekolah.
"Alhamdulillah, ibunya merespon dengan baik dan bersedia anaknya saya sekolahkan," ucap Donni.
Ia mengatakan, anak tersebut lahir dari keluarga tidak mampu. Keterbatasan biaya itu menjadi alasan ibunya tidak mampu menyekolahkan anaknya. Sang ayah bekerja menjaga kebun. Sedangkan ibunya mencari uang sampingan dengan cara membawa anaknya jadi pengamen badut. Penghasilannya hanya sekitar Rp500 ribu sebulan.
Keesokan harinya, Donni datang ke ru mah orangtua Riska untuk mengambil KK dan KTP untuk syarat daftar sekolah dasar. Setelah mendapat semua syarata pendaftaran sekolah, Donni langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah. Setelahnya, pihak sekolah setuju untuk menerima Riska belajar.
Setelah itu, Bripka Donni menyelesaikan seluruh administrasi sekolah hingga membelikan perlengkapan sekolah untuk Riska. Ia juga telah bisa memulai belajar di SDN 13 Rengat Barat sepekan yang lalu.
"Riska ini kan umurnya sudah sebelas tahun masuk SD. Alhamdulillah, pekan lalu saya daftarkan akhirnya diterima pihak sekolah. Senin kemarin sudah masuk dan saya antar langsung ke sekolah," ujar Donni.
Donni juga berpesan kepada guru agar menjaga dan mengawasi Riska. "Kami titip ke gurunya, sebelumnya kami juga sudah koordinasi dengan gurunya. Mengingat umurnya Riska sudah sebelas tahun, tentu lebih besar dari anak-anak lainnya. Takutnya nanti dia diejek-ejek sama temannya yang lain, jadi kami harap guru mengawasi muridnya," kata Donni.
Sebelum masuk sekolah, Donni meluangkan waktunya untuk membawa Riska ke toko perlengkapan sekolah. Donni membelikan Riska tas, sepatu, seragam, buku dan perlengkapan lainnya.
"Semua perlengkapan sekolah sudah kami belikan untuk Riska. Alhamdulillah, dia sangat senang bisa sekolah. Memang keinginan dia juga mau sekolah," sebut Donni seraya menyebut, Riska bercita-cita ingin menjadi seorang dokter.
Donni berpesan kepada Riska agar rajin belajar, sehingga akan menjadi orang yang sukses. "Mudah-mudahan cita-citanya jadi dokter terwujud di kemudian hari," tutup Donni.(ade)