PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dampak dilarangnya mudik oleh pemerintah, konsentrasi masyarakat yang harus pulang kampung kini menjadi memenuhi destinasi wisata untuk mengisi liburan Idul Fitri 1442 hijriah. Kerumunan di tempat wisatapun tak terhindarkan terjadi.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Satpol (Kasatpol PP) Kota Pekanbaru Iwan Simatupang kepada RiauPos.co, Ahad (16/5) menyebut personel Satpol PP saat ini berpatroli melakukan pengecekan lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi kerumunan.
"Anggota masih keliling ngecek," kata dia.
Dalam pada itu, dari informasi yang diperoleh RiauPos.co, Satpol PP juga turun di lokasi yang biasanya Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan HR Soebrantas Ahad pagi sekitar pukul 08.30 WIB.
Selain melakukan penertiban PKL, garis kuning sebagai larangan juga dipasang di kawasan tersebut. Pemasangan garis kuning disertakan dengan sanksi pidana dari pihak Kepolisan, apabila terjadi pengrusakan atau dilepas. Ini disebut untuk mencegah penularan virus Covid-19 di Kota Pekanbaru yang saat ini semakin melonjak.
Ahad pagi, tim Satpol PP Kota Pekanbaru Riau bersama aparat kepolisian sudah turun ke Asia Heritage yang disoroti karena viral terjadi kerumunan, Sabtu (15/5) di Jalan Yos Sudarso. Lokasi ini diperintahkan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT untuk dihentikan operasionalnya Ahad ini.
Meski Asia Heritage ditutup, hal yang sama tak diterapkan pada destinasi wisata yang lain. Salah satu contohnya adalah Alam Mayang di Kecamatan Tenayan Raya.
"Lokasi lain yang terpantau kita Alam Mayang, ini buka, tidak terlalu ramai," kata Kasatpol PP.
RiauPos.co menanyakan apa yang menjadi ukuran tempat wisata ditutup atau tidak. Mengingat, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tak mengeluarkan kebijakan resmi terkait penutupan tempat wisata, Ahad (16/5) hari ini.
"Intinya pertimbangannya, jangan sampai terjadi kerumunan," singkatnya.
Sebelumnya, viralnya kerumunan di Asia Heritage Sabtu (15/5) kemarin mengundang beragam komentar. Dalam video yang diterima Riaupos.co, tampak di lokasi ini pengunjung menyemut tanpa menerapkan protokol kesehatan.
"Ini yang namanya lautan manusia," komentar warga yang terdengar dalam video.
Sementara, warga lainnya, Roni seorang mahasiswa Asal Bukittinggi Sumatera Barat mengkritik pemerintah yang membiarkan Kerumunan terjadi.
"Mudik gak boleh. Tapi kerumunan di tempat wisata dibiarkan. Tebang pilih namanya," ucapnya menyampaikan kekecewaan.
Dalam pada itu, penutupan operasional Asian Heritage juga disampaikan melalui akun Instagram resminya @asia.heritage Ahad hari ini yang disampaikan sekitar pukul 08.00 WIB.
"Demi mendukung protokol kesehatan dan mencegah kerumunan pengunjung," bunyi pengumuman pengelola Asia Heritage.
Laporan: M Ali Nurman (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman