SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Minimnya tenaga kesehatan terus dikeluhkan di sejumlah wilayah di Kepulauan Meranti. Termasuk juga sejumlah peralatan medis.Kondisi wilayah yang berpulau memerlukan pembangunan sarana dan prasarana yang baik.
Mulai dari pembangunan infrastruktur, maupun peralatan medis, termasuk juga tenaga kesehatan.
Sebagai gambaran sejumlah wilayah di Kepulauan Meranti sangat memerlukan pelayanan kesehatan di tingkat desa. Karena di beberapa daerah belum terpenuhinya akses yang baik bagi masyarakat ke pusat kecamatan.
Sehingga membuat masyarakat sangat kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebab jika harus ke pusat kecamatan apalagi ke pusat ibu kota kabupaten akan memakan waktu lama dan biaya yang besar. Jadi pihak Pemkab Meranti harus memperkuat fasilitas dan pelayanan di tingkat desa.
Bahkan di Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir terdapat dua unit sarana kesehatan yakni poskesdes dan polindes. Namun, tenaga bidan untuk mengoperasionalkan kedua fasilitas kesehatan itu hanya seorang bidan saja.
“Hanya satu bidan saja yang ada di Desa Sokop. Sementara fasilitas kesehatannya ada dua yaitu poskesdes dan polindes. Tapi karena bidannya satu sering di Poskesdes saja,” ungkap Kepala Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir, Udir.
Oleh karena itu dia menginginkan adanya penambahan jumlah bidan atau dokter. Sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih maksimal.
Selain itu dengan kondisi wilayah yang luas, di Desa Sokop juga perlu dibangun sarana kesehatan tambahan yakni di Dusun Bandaraya Desa Sokop.
Sebab dari dusun tersebut ke Poskesdes yang berada di pusat desa berjarak lebih kurang 8 kilometer, di mana jalannya yakni sepanjang 4.300 meter masih dalam kondisi tanah.
“Di Dusun Bandaraya terdapat 63 KK. Jadi kalau memerlukan pelayanan kesehatan harus memanggil bidan yang ada di pusat desa.
Apalagi kalau terdapat masyarakat yang mau melahirkan pada malam hari, terpaksa bidan dijemput. Makanya kasihan juga melihat bidannya yang harus meng-cover wilayah desa yang luas dan memiliki akses terbatas,” cerita dia.