(RIAUPOS.CO) - Meskipun angka penambahan pasien positif Covid-19 masih terus terjadi di Riau, namun saat bersamaan, angka penambahan pasien positif yang sembuh juga terus meningkat. Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, Sabtu (14/8) tercatat penambahan 1.072 pasien positif di Riau. Dengan demikian, total pasien positif di Riau menjadi 113.653 orang.
"Namun di hari yang sama, juga terdapat penambahan 1.323 pasien yang sembuh sehingga total yang sudah sembuh sebanyak 97.811 orang," katanya.
Dengan jumlah penambahan pasien positif yang tidak sebanyak pasien yang sembuh, maka hingga saat ini tren kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau mulai meningkat. Tingkat kesembuhan pasien positif di Riau saat ini mulai meningkat yakni 85,8 persen. Dari total pasien positif sebanyak 113.654, yang masih dirawat di rumah sakit 1.299 orang," sebutnya.
Banyaknya angka kesembuhan di Riau tersebut, menurut Mimi faktor penyebabnya yakni akibat banyaknya pasien positif yang berstatus orang tanpa gejala (OTG). Di mana untuk OTG ini, bisa melakukan isolasi mandiri yang jika sudah 14 hari dinyatakan sembuh.
"Pasien positif yang menjalani isolasi mandiri saat ini sebanyak 11.267 orang. Sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 3.186 orang," ujarnya.
Tak lupa, dalam kesempatan tersebut, Mimi juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Utamanya yakni menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencuci tangan.
"Meskipun angka kesembuhan tinggi, namun penambahan pasien positif masih ada. Dengan demikian, masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan virus ini," ujarnya.
Luhut Minta Pemda Tidak Tutupi Data
Sementara itu, karut-marut data kasus Covid-19 berlanjut. Beberapa waktu lalu, pemerintah mengumumkan bahwa data kematian terkini tidak akurat dan sedang dilakukan cleaning up alias perapian.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada keterlambatan laporan. Baik untuk kasus terkonfirmasi, sembuh, maupun meninggal. Khususnya akibat peningkatan kasus selama dua bulan terakhir. Rilis resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika kemarin menunjukkan bahwa saat ini ada lebih dari 50 ribu kasus aktif yang belum ter-update status terakhirnya. Apakah berakhir dengan kondisi sembuh atau meninggal.
"Kementerian Kesehatan mendukung pemerintah daerah untuk menyelesaikan updating kasus ini dalam waktu sesingkat-singkatnya agar sesegera mungkin kita dapat menyajikan data yang lebih akurat dan tepat waktu," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (14/8).
Dia menegaskan, angka kematian tidak dihilangkan dari laporan harian yang disampaikan kepada publik setiap hari. Hanya, komponen angka kematian sedang diperbaiki agar pemerintah bisa menentukan level PPKM secara lebih tepat. Nadia memastikan, pihaknya tetap berkomitmen tinggi terhadap transparansi data dan terus-menerus memperbaiki kualitas data nasional. Berdasar data terakhir, Nadia menyebut secara nasional terjadi penurunan kasus konfirmasi positif 18 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Meski demikian, ada perbedaan di setiap provinsi. Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Bangka Belitung mencatat peningkatan kasus lebih dari 20 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, di provinsi-provinsi Jawa, ada tren penurunan kasus. Yang paling signifikan terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat sehingga sangat memengaruhi tren pertambahan kasus secara nasional.
Nadia menyebutkan, per 12 Agustus, tidak ada provinsi yang mencatat bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur isolasi lebih dari 80 persen. Tentu hal itu menggembirakan sehingga dapat menekan beban sistem kesehatan di rumah sakit. Namun, untuk BOR ICU, terdapat empat provinsi dengan BOR ICU lebih dari 80 persen, yaitu Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau," katanya.
Pada bagian lain, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pemda tidak menutup-nutupi data terkait dengan Covid-19. Saat ini upaya pemerintah semakin masif untuk melakukan 3T (pengetesan, pelacakan, dan pengobatan), vaksinasi, fasilitas isoter, serta peralatan pengobatan.
"Saya titip kepada pemda, ndak perlu ada angka-angka yang ditutupi. Biar aja dibuka. Itu masalah kita rame-rame kok. Ndak ada yang salah. Yang salah kalau kita tutupi. Kalau kita patuh dengan protokol itu, pasti (angka kasus aktif, red) turun," pesannya. (tau/c19/oni/jpg/muh)
Laporan SOLEH SAPUTRA dan DENNI ANDRIAN, Pekanbaru