PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) --- JUMLAH pasien positif Covid-19 di Riau belum juga melandai. Sejak tanggal 1 hingga 11September kasus positif harian selalu di atas 100. Dalam 11 hari itu kasus positif sudah mencapai 1.500 melewati kasus positif di Agustus (1.398).
Di tengah terus bertambahnya pasien positif tersebut, hingga saat ini belum ada kebijakan pemerintah yang dibuat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 secara masif. Juru Bicara Tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, saat ini tren penambahan pasien positif terbanyak di Kota Pekanbaru. Untuk itu, daerah ini perlu mendapat perhatian utama.
"Saat ini penambahan kasus positif di Siak, Kampar dan Pelalawan sudah mulai turun. Tapi di Pekanbaru, penambahannya luar biasa. Karena penularannya sudah liar, kami tidak tahu dari mana penularannya," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya merekomendasikan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dapat segera melakukan tindakan atau membuat kebijakan tegas. Karena jika tidak segera dilakukan, penambahan pasien positif Covid-19 di Pekanbaru akan terus mengkhawatirkan.
"Saat ini, jumlah pasien yang diisolasi di Pekanbaru sekitar 478 orang dan itu sudah memenuhi 78,8 persen ruangan isolasi atau tinggal menyisakan 20 persen lebih. Kalau dalam dua hari ke depan pasien positif terus bertambah, kami bingung nanti pasien positif yang bergejala berat akan dirawat di mana," sebutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, berkaca dari fakta-fakta di atas, pihaknya merekomendasikan Pemko Pekanbaru dan pemerintah kabupaten/kota lainnya yang juga masih banyak ditemukan pasien positif Covid-19 membuat aturan tegas.
"Aturan itu bisa berupa membuat sanksi yang tegas. Baik itu sanksi terhadap individu dan juga pelaku usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Menurut Yovi, jika tidak ada ketegasan, maka masyarakat dikhawatirkan akan terus abai terhadap protokol kesehatan yang menjadi langkah untuk pencegahan penularan Covid-19. Karena jika hanya imbauan, tidak akan efektif.
"Selama ini sudah terus diberikan imbauan, tapi kasusnya bukan turun malah terus bertambah. Berdasarkan data, kepatuhan memakai masker masih di bawah 30 persen," sebutnya.
Saat ditanyakan terkait kebijakan Pemprov Riau, menurut Yovi, Pemprov Riau pertama sudah memberikan imbauan. Kemudian dilanjutkan dengan instruksi dan peraturan gubernur.
"Namun kebijakan yang dibuat provinsi itukan tidak bisa mengikat kuat, tidak seperti DKI Jakarta. DKI, otonominya beda, yakni wali kota tunduk kepada gubernur. Kalau di Riau otonominya beda, kalau di Riau kabupaten/kota mempunyai kebijakan masing-masing, tapi mereka bisa bersinergi dengan payung hukum yang ada," sebutnya.
Dikatakan Yovi, sinergi dalam payung hukum tersebut, yakni dengan peraturan gubernur tentang sanksi pelanggar protokol kesehatan. Dari situ terjemahkanlah menjadi peraturan wali kota atau bupati misalnya, dari situ bisa diterapkan sanksi itu. Karena yang punya wilayah kan kabupaten/kota," sambungnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan terdapat penambahan 183 pasien positif Covid-19 di Riau per Jumat (11/9). Selain penambahan pasien positif, juga terdapat penambahan 68 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
"Untuk rincian penambahan pasien positif Covid-19 tersebut, di antaranya dari Pekanbaru 55 orang, Dumai 37 orang, Pelalawan 35 orang, Siak 31 orang, Kampar 28 orang, Indragiri Hilir 7 orang, dan Rokan Hilir 1 pasien," paparnya.
Sementara itu, beredar informasi bahwa Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau IMY (45) terkonfirmasi positif Covid-19. IMY diketahui positif berdasarkan rilis update penambahan pasien positif Covid-19 di Riau per Jumat (11/9). Dalam rilis yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Riau tersebut IMY masuk dalam pasien positif Covid-19 di Riau nomor 3.225. Dalam rilis tersebut dijelaskan, IMY saat ini sudah melakukan isolasi mandiri di Kota Pekanbaru. IMY melakukan swab per tanggal 8 September dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
Saat dikonfirmasi perihal hal tersebut, Mimi tidak memberikan jawaban yang pasti. Namun ia memberikan isyarat agar awak media mengartikan sendiri.
"Sekarang ini siapa saja bisa terkena Covid-19. Kalau ditanya apakah iya (Ketua KPU Riau positif, red) teman-teman media bisa mengartikan apa yang saya sampaikan," sebutnya.
Saat ditanyakan terkait riwayat perjalanan IMY, Mimi mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui. Pasalnya, IMY melakukan swab secara mandiri. "Riwayat perjalanan belum tahu, karena yang bersangkutan tes swab secara mandiri," ujarnya.
Tahapan Pilkada
Tetap Berjalan
Komisioner KPU Riau Divisi Sosdiklih, SDM dan Parmas Nugroho Noto Susanto membenarkan Ketua KPU Riau IMY positif Covid-19, Jumat (11/9). Lelaki yang karib disapa Nugie itu mengatakan, kepastian kabar tersebut didapat setelah hasil swab test IMY keluar pagi kemarin.
"Benar. Yang pasti tidak ada pengaruh dengan tahapan pilkada. Untuk pengganti Ketua KPU sementara ini ditunjuk pelaksana harian yakni Pak Joni," ungkap Nugie.