PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang menjadi salah satu Wilayah Kerja (WK) Migas yang paling produktif di Indonesia berhasil mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2022, dengan membukukan laba bersih sebesar 1,752 miliar dolar AS. Perolehan laba tersebut 254,3 persen lebih tinggi dari target laba dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2022 sebesar 689 juta dolar AS.
Paparan kinerja unggul PHR Wilayah Kerja (WK) Rokan tahun buku 2022 disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dengan tema "Massive Operation for Sustainable Future" yang menggarisbawahi keberhasilan operasi dan hadirnya Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai masa depan pemanfaatan energi tenaga surya dengan skala besar. RUPS tersebut dihadiri dewan komisaris, dewan direksi, dan perwakilan pemegang saham di Jakarta, Rabu (10/5).
"Kinerja positif ini tidak lepas dari kerja tim yang solid untuk meningkatkan produktifitas dengan cara-cara yang efisien, pencapaian produksi mampu melebihi target di tahun 2022. Ini membuktikan efektifitas strategi yang dijalankan untuk mencapai produksi migas dapat diandalkan untuk keberlanjutan produksi migas di masa mendatang," tutur Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin.
Upaya berkelanjutan efisiensi energi ditunjukkan dengan komitmen terhadap penggunaan energi hijau (green energy) dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal ini selaras dengan tekad Pertamina dalam mendukung akselerasi capaian Net Zero Emission di Indonesia pada tahun 2060 dan menjadi perusahaan energi global.
Di tahun kedua operasional pasca transisi, PHR WK Rokan sempat mencapai titik tertinggi produksi mencapai 164,99 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). PHR juga melesat dalam melakukan pengeboran. Tercatat sejak alih kelola hingga April 2023, berhasil melakukan pengeboran lebih dari 660 sumur baru.
Selain itu, PHR berhasil memperpendek siklus waktu pengeboran hingga produksi awal atau Put on Production (PoP). Produksi WK Rokan ini menyumbangkan seperempat produksi minyak nasional dan 100 persen minyak yang dihasilkan untuk konsumsi kilang domestik.
"PHR berhasil merespons beragam tantangan bisnis yang terjadi di sepanjang tahun 2022. Sebagai salah satu tulang punggung migas nasional, kami terus menjaga keberlanjutan produksi migas yang didukung rencana kerja yang bertumbuh serta memelihara kehandalan aset sumur dan fasilitas produksi existing," lanjut Jaffee. PHR optimis akan terus menunjukkan kinerja terbaiknya dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan kerja.
Pencapaian ini ditempuh melalui pengeboran sumur baru, workover, optimasi teknologi injeksi air dan uap, pengembangan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) dan potensi Migas Non Konvesional (MNK), inovasi dan optimalisasi penggunaan teknologi digital dalam mendukung tercapainya operasi yang selamat, andal dan efisien.
PHR juga mencatat kontribusi kepada negara sebagai modal pembangunan berupa Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp29,05 triliun dan pajak yang terdiri dari Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Daerah sebesar Rp10,1 triliun di tahun 2022.(esi)
Laporan HENNY ELYATI, Pekanbaru