PEKANBARU (RIAUPOS.CO)
- Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigasi
terus berupaya untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang terampil
dan kreatif. Salah satu upaya yang dilakukan itu dengan memberi
pelatihan dan pembekalan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, khususnya
bagi masyarakat yang belum bekerja. Untuk itu, melalui Program
Pemerintah Pusat dan Daerah, Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja
(UPT-LK) Wilayah I Riau, Jalan Terubuk Pekanbaru setiap tahunnya
menggelar pelatihan kerja bagi masyarakat umum yang belum bekerja
diberikan keterampilan atau keahlian dengan menggukan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau dan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) hingga Miliyaran Rupiah.
Tujuan
program pelaksanaan pelatihan keterampilan adalah untuk menjawab
tantangan yang hadapi bagaimana menciptakan, membina dan memberdayakan
tenaga kerja yang begitu banyak untuk menangani pertumbuhan industri di
Riau yang sangat cepat. Maka Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja
merupakan salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan untuk
mempersiapkan hal tersebut. Melihat propinsi Riau adalah daerah yang
memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi dan letaknya srategis
dalam mengembangkan dunia industri. Dalam mengembangkan dunia industri
dengan pertumbuhan secara cepat tentu menggunakan sumber daya manusia
yang terampil, disiplin dan produktif. Hal ini berjalan terus hingga
berpacu dengan perkembangan teknologi juga secara cepat. Sehingga perlu
dipersiapkan tenaga kerja yang memilih kualifikasi keterampilan yang
tepat sesuai persyaratan.
Namun,
hal tersebut sangat disayangkan. Karena, masyarakat yang telah
diberikan keterampilan di UPT-LK tidak bisa bekerja di
industri/perusahaan. Hal tersebut dikarenakan kecil peluang kerja bagi
lulusan UPT-LK. Yang menjadi faktor kecilnya peluang tamatan UPT-LK
bekerja di perusahaan atau Industri adalah tidak adanya kerjasama Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau/UPT-LK Riau dengan pihak perusahaan
atau Industri, tidak adanya penempatan siswa (peserta pelatihan) untuk
magang diperusahaan, kurangnya wawasan siswa pelatihan di UPT-LK dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju terutama dibidang otomotif. Hal
tersebut disampaikan oleh, Kepala Jurusan Otomotif UPT-LK Wilayah I, H.
Erison Iswandi, ST, MT kepada Riau Pos, Kamis (6/09).
Asisten
instruktur otomotif di UPT-LK Wilayah I Riau, Joko menambahkan, saat
ini para asisten instruktur yang sudah menjadi honorer di UPT-LK sudah
sepuluh tahun lebih, hingga saat ini belum jelas status pengangkatan
menjadi PNS atau Intruktur di UPT-LK. "Kami sudah mengabdikan diri
menjadi honorer menjabat sebagai asisten instruktur dan sudah diberikan
pelatihan sebagai asisten instruktur dengan menggunakan anggaran
pemerintah, tetapi hingga saat ini belum jelas juga status pengangkatan
kami menjadi PNS. Sementara, sebentar lagi instruktur di UPT-LK banyak
yang akan pensiun,"katanya.
Hal
yang sama juga dikatakan kepala UPT-LK Riau, H. Bakhrum, ST,MT kepada
Riau Pos bebebarapa waktu lalu. "Kita hanya melakukan
pelatihan/keterampilan saja. Kalau untuk penempatan kerja itu bukan
urusan kami di UPT-LK,"ujarnya beberapa waktu lalu.
Menanggapi
hal tersebut, Wakil Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid saat kunjungan
kerjanya ke UPT-LK Wilayah I Jalan terubuk Pekanbaru mengatakan, sangat
aneh, karena UPT-LK dipersiapkan untuk menjawab tantangan peluang kerja
yang ada di Riau. "Nanti kita cek dan kita tantayakan langsung ke
Disnaketrans Riau atau pihak UPT-LK Riau,"ujarnya kepada Riau Pos, Kamis
(6/09).
Disinggung
terkait banyaknya isntruktur yang akan pensiun di UPT-LK Riau sehingga
dikhawatirkan akan menghambat pelaksanaan pelatihan, karena tidak ada
lagi Instrukstur/PNS yang berpengalaman di UPT-LK Riau. Wakil Ketua MPR
Dr. Hidayat Nur Wahid menjelaskan, seharusnya pihak Disnaketrans Riau
sudah harus mempersiapkan jauh-jauh hari, sehingga jangan terjadi
kekosongan. "Ini merupakan program Negara, dan jangan sampai diambil
alih oleh pihak ketiga yang disewa menjadi instruktur, karena tidak
konek dengan program pemerintah"terangnya.(dof)