"Artinya cara-cara humanis dan kekeluargaan sudah saya lakukan. Meskipun beliau tidak berkesempatan untuk hadir di sini. Kita bisa lihat kader kita, punya semangat kekompakan. Tentu mudah-mudahan semangat Partai Demokrat untuk menang di Riau," tuturnya.
Herman kemudian menambahkan, pelaksanaan musda kali ini sebetulnya sudah melewati 3 kali penundaan. Berawal dari sebelumnya DPP sendiri telah menerima surat dari 12 ketua DPC se-Riau yang meminta Musda dilaksanakan sesuai jadwal. Adapun jadwal pertama dibuat pada 14 Oktober lalu. Namun alasan ketidaksiapan, musda diminta ditunda oleh DPD Demokrat Riau digelar pada 19 November. Setelah datang hari tersebut, kembali ada permintaan penundaan Musda. DPP kemudian menetapkan tanggal pelaksanaan pada 29 November 2021.
"Karena Pak Asri minta jeda waktu untuk persiapan pembentukan panitia. Kemudian saat ini minta mundur, tentu tidak bisa. Karena terus menggeser apalagi ada desakan ketua DPC. Alhamdulillah secara tahapan sudah kami lakukan, kami menetapkan Plt Ketua DPD Andi Timo. Sedangkan pada forum musda terpilih secara aklamasi menjadi calon ketua DPD Demokrat Riau Agung Nugroho," paparnya.
Terakhir, Herman turut bersyukur pelaksanaan musda turut dihadiri kader senior Demokrat Riau. Seperti Jefry Noer dan Koko Iskandar. Namun dia tetap meminta agar calon ketua terpilih untuk dapat merajut kembali hubungan seluruh kader Demokrat di Riau agar bisa harmonis dan tetap solid demi menghadapi Pemilu 2024.
Asri: Musda Melanggar AD/ART
Mantan Ketua DPD Demokrat Riau Asri Auzar menilai Musda DPD Demokrat Riau yang memilih Agung Nugroho sebagai ketua cacat. Karena melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Dirinya mempertanyakan musda jenis apa yang dilangsungkan di SKA Co Ex Pekanbaru pada Selasa (30/11) siang itu.
"Musda yang dilakukan oleh Demokrat pusat terhadap Demokrat Riau itu dalam pandangan saya tidak sesuai dengan AD/ART partai. Karena tidak dihadiri oleh orang DPD termasuk saya sendiri. Tapi mereka tetap lanjut melakukan musda. Ini musda apa, musdalub atau musda apa? Ini pengambilan paksa ketua DPD yang dilakukan oleh DPP," ungkapnya.
Asri menceritakan bagaimana sejarah dirinya dari awal berjuang membesarkan Partai Demokrat di Riau. Dirinya begitu bangga menjadi kader partai berlambang bintang mercy tersebut. Dirinya mengaku terdepan dalan membela Partai Demokrat ketika diganggu pihak lain. Namun dirinya sangat kecewa terhadap apa yang terjadi kemarin.
"Hari ini (kemarin, red) saya juga bangga keluar dari Partai Demokrat. Kebanggaan ini saya sampaikan kepada khalayak ramai, karena Partai Demokrat tidak lagi memegang AD/ART-nya. Walaupun AD/ART itu tidak pernah kami bahas, tapi Ketua Umum AHY yang sangat saya banggakan hari ini pudar di mata saya," ungkapnya lagi.
Dirinya juga menilai, cara-cara yang dilakukan Agung Nugroho dkk dan juga DPP Partai Demokrat tidak mencerminkan jiwa partai. Oleh musda yang disebutkan sebagai pengambilan paksa tersebut, Agung Nugroho dkk dan DPP tidak bedanya dengan para kader yang mencoba mengkudeta Ketua Umum AHY beberapa waktu lalu. Sikap itu juga tidak menggambarkan sedikitpun soal kesopanan dan etika yang dimaksudkan SBY sebagai pendiri partai. "Bapak SBY selalu menyampaikan kepada kami agar selalu menjaga sopan santun dan beretika. SBY berpesan agar kami menjalankan aturan-aturan partai dan tidak boleh melanggar AD/ART. Tapi hari ini (kemarin, red) itu semua dilanggar," tuturnya.(nda/end)