Amankan Perakit Bom

Riau | Kamis, 06 Oktober 2022 - 09:49 WIB

Amankan Perakit Bom
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto (dua kanan), didampingi Dirreskrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan (tiga kanan) memperlihatkan barang bukti (BB) saat ekspose kasus bom rakitan di Mapolda Riau, Rabu (5/10/2022). (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

RIAU (RIAUPOS.CO) - Seorang laki-laki berini­sial MN alias Ocu (46) di Desa Kelesa, Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) diamankan Polisi. Pasalnya, laki-laki asal Kabupaten Kampar itu diduga merakit jenis bom hingga meledak di rumah kontrakannya di Simpang Tambang Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida.

Demikian disampaikan Kapolres Inhu, AKBP Bachtiar Alponso SIK MSi ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan di Rengat, Rabu (5/10). "Atas laporan warga, terduga pelaku perakit bom sudah diamankan  Senin (3/10) kemarin," ujarnya, Rabu (5/10).


Dijelaskannya, ledakan yang terjadi tidak menimbulkan korban jiwa. Bahkan tidak membuat rumah kontrakan pelaku menjadi terbakar. "Hanya mengeluarkan suara saja dan tidak ada korban jiwa," ucapnya.

Pelaku sambungnya, dari keterangan sejumlah saksi, baru sekitar tiga bulan tinggal di daerah itu. Bahkan sesuai identitas yang dikantonginya, merupakan asal Kabupaten Kampar.

Saat ditanya, apakah MN ada kaitannya dengan jaringan teroris, Alponso belum bisa memberikan keterangan lebih jauh. Begitu juga dengan motif MN meledakan bom.

Namun demikian, pelaku MN diduga sengaja merakit dan meledakan bom tersebut. "Sekarang sedang didalami di Polda Riau, informasi lebih lanjut nanti akan disampaikan," terangnya.

Dari informasi yang diterima Riau Pos, pelaku sebelumnya mengontrak rumah di Simpang Tambang Kelurahan Pangkalan Kasai. Namun baru-baru ini, pelaku pindah dan mengontrak rumah di Desa Kelesa Kecamatan Seberida.

Dalam proses pindah rumah dari Simpang Tambang ke Desa Kelesa dengan jarak sekitar dua kilometer itu, bom tersebut meledak. Di mana bom yang sudah dirakit itu, meledak dengan sendirinya.


Sisi lain, Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto dalam konferensi pers, Rabu (5/10), mengungkapkan, penangkapan MN diawali atas keresahan masyarakat di sekitar rumah kontrakannya.

"MN ini sudah beberapa kali melakukan uji ledak pada bom yang ia rakit. Pertama sekali ledakannya tidak begitu kuat. Kemudian ia mencoba kembali. Pada percobaan kedua, mulai cukup kuat ledakannya," ujarnya didampingi Dirkrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan.

Lebih jauh disampaikannya, MN mengetahui cara membuat bom dengan belajar dari youtube. Ia kemudian membeli semua peralatan serta bahan-bahan untuk merakit bom pada sebuah toko online.

Pada percobaan ketiga, bom yang dirakit sengaja diletakan di pinggir jalan dekat sebuah warung. Ledakan ketiga ini terjadi saat subuh dan kekuatannya cukup kuat. Sehingga menyebabkan masyarakat sekitar menjadi ketakutan.

"Senin (3/10) usai ledakan ketiga, MN berhasil diamankan Polda Riau bersama Polres Inhu. Adapun alasan mengapa ia mulai merakit bom ialah karena tersangka ini sering diejek oleh warga. Ia dibilang berpenampilan lusuh dan sebagainya," ungkapnya.

Sementara itu, Direskrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan menjelaskan, pihaknya saat mengamankan MN turut bekerjasama dengan Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Gegana. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa bom rakitan MN memiliki daya ledak rendah atau low explosive.

Namun radius ledakan bisa mencapai 50-60 meter. Yang membuat berbahaya adalah material di dalam bom paralon. Di mana MN memasukan pecahan keramik, paku dan beberapa benda tajam lainnya. Pecahan inilah yang dapat membahayakan orang lain bila terjadi ledakan. 

"Serpihannya bisa berjarak 50-60 meter. Daya ledak setelah didentifikasi tim Jibom memang masuk kategori low explosive," ujarnya.

Ditambahkan dia, dari hasil penyidikan sementara tersangka memang menarget seorang warga yang selama ini sering mengejek dirinya. Ia bahkan pernah meletakkan bom paralon yang telah dirakit, dekat rumah warga tersebut. Dari keterangan warga sekitar rumah, MN diketahui memang sering bermasalah dengan masyarakat.

"Bahkan ia pernah membanting anak-anak dekat rumahnya. Sebetulnya pernah di mediasi oleh Bhabinkamtibmas setempat. Karena dia punya beberapa masalah. Dia juga sering makan di warung nasi, tapi enggak pernah bayar. Terakhir ditagih, dia bawa senapan angin," paparnya.

Saat ditanya apakah MN memiliki gangguan jiwa, Asep menturkan bahwa tersangka pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pada tahun 2016 lalu selama 14 hari. Saat ini, MN merupakan seorang pengangguran. Ia mendapatkan uang untuk membeli peralatan dan bahan peledak dari hasil penjualan tanah orang tuanya.

"Setelah dikonfirmasi beberapa saudara MN ini memang dia dapat uang Rp30 juta dari hasil penjualan tanah orang tua. Tanah itu terjual Rp60 juta. Setengahnya lagi untuk dibagi-bagi ke saudaranya. Namun setelah menghabiskan uang, MN sempat meminta uang lagi sama saudaranya," pungkas Asep.(gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook