RESOLUSI 69 TAHUN KAMPAR

Menuju Industrialisasi Pertanian dan Pembenahan Infrastruktur

Riau | Rabu, 06 Februari 2019 - 09:41 WIB

Menuju Industrialisasi Pertanian  dan Pembenahan Infrastruktur

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Ma­sya­rakat Kabupaten Kampar telah lama menikmati hasil bumi lewat pertanian, perkebunan, dan perikanan air tawar. Jauh sebelum wilayah ini dibentuk sebagai daerah beradministrasi resmi pada 6 Februari 69 tahun silam, komoditasnya adalah  karet, gambir, padi, dan perikanan. Lalu menyusul sawit pada beberapa dekade terakhir, membuat daerah ini sejahtera. Sementara komoditas baru yang cukup menjanjikan, kurma juga segera memperlihatkan seberapa bertuahnya Serambi Makkah Riau ini.

Namun seiring berkembangnya zaman, Kampar yang semula begitu luas, kini mengerucut. Terbagi ke dalam 21 kecamatan. Namun dengan jumlah penduduk terus bertambah yang diperkirakan hampir mencapai 1 juta orang. Kendati yang terdata di catatan sipil hanya sekitar 700 ribuan. Kompleksitas permasalahan dan keperluan meningkat. Namun kekayaan hasil perkebunan, pertanian, dan perikanan justru stagnan yang ternyata belum mampu memberikan kesejahteraan lebih.

Baca Juga :Warga Dambakan Perbaikan Jalan Desa Sokoi

Bahkan lebih buruk Kampar terus diintai banjir. Jalan yang terputus yang pada titik terendahnya bisa membuat belasan desa terisolir total pada musim penghujan. Masalah lapangan kerja, pertambahan jumlah penduduk dari kelahiran dan migrasi juga belum diiringi dengan terciptanya lapangan kerja baru. Berangkat dari situ, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar melalui mantan Bupati Almarhum Azis Zaenal dan wakilnya, kini Plt Bupati Catur Sugeng Susanto mengusung program penyelesai masalah.

Program itu termaktub dalam visi infrastruktur, industri dan investasi (3i). Semasa hidup, Azis Zaenal menyebutkan, program 3i akan mampu mengeluarkan Kampar dari stagnasi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Potensi terbesar Kampar bidang perkebunan, pertanian, dan perikanan akan terakselerasi bila infrastruktur jalan dan jembatan serta industrialisasi bidang pertanian dan perikanan diwujudkan.

Pondasi 3i sudah terlihat dalam dua tahun pertama pemerintahan Azis Zaenal dan Catur Sugeng Susanto. Bahkan menjelang akhir hayatnya, Azis Zaenal bersikukuh di tengah tubuhnya yang terus melemah, untuk memastikan pembangunan jalan lintas desa di Kampar terlaksana dengan baik dan tepat waktu.

‘’Kita membangun jalan rintisan antar desa ini bukan hanya membuka akses transportasi yang lebih mudah bagi masyarakat. Tapi tujuan kita adalah membangunkan lahan pertanian yang tertidur dan meningkatkan nilai jual setiap tanah masyarakat desa yang dilewati jalan ini,’’ sebut Azis.

Langkah industrialisasi tidak mudah. Bila Kampar sudah swasembada ikan, namun ternyata belum mencapai swasembada beras. Maka langkah pertama adalah meningkatkan produktivitas hasil pertanian, terutama padi terlebih dahulu. Salah satunya dengan memberikan kemudahan akses ke lahan-lahan potensial baru penghasil padi di Kampar.

Sejalan dengan itu, pembangunan jalan dan jembatan juga akan memberikan akses secara ekonomi dan mengentaskan keterisoliran sejumlah desa di Kampar.

Salah satu program ini adalah pembangunan jalan interpelasi di sejumlah desa yang berada di sekitar Rimbang Baling, Kampar Kiri. Di daerah ini, masyarakatnya sudah menanti lebih dari 42 tahun akses jalan dan baru terwujud saat dua tahun pertama Azis-Catur. Lalu untuk industrialisasi dimulai dari perikanan air tawar yang memang selalu surplus produksi setiap tahun. Plt Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menjelaskan, industrialisasi bidang perikanan sudah di depan mata. Proyek itu adalah Integrated Cold Storage (ICS) atau Gudang Penyimpanan Beku Terintegrasi yang kini telah selesai pembangunan fisiknya. Catur menyebutkan, tim di Dinas Perikanan Kabupaten Kampar saat ini sedang melakukan kajian bersama konsultan publik untuk persiapan pengoperasiannya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook