PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Penambahan kasus positif di Riau kembali meledak. Selasa (23/6), terjadi penambahan 27 kasus positif. Sehari sebelumnya, sebanyak 24 orang terpapar virus yang belum ditemukan vaksinnya ini. Total, dalam dua hari terjadi penambahan 51 kasus positif. Jadi, hingga kemarin total kasus positif di Riau menjadi 193 orang.
Hal ini seakan membuktikan prediksi bahwa akan ada ledakan kasus positif usai Idulfitri 1441 H. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, setelah Idulfitri lalu, dirinya melihat kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 mulai berkurang.
“Mereka yang ditemukan positif Covid-19 di Riau dalam pekan ini, tertular Covid-19 setelah lebaran karena masa inkubasi virus ini selama 14 hari. Ini akibat orang-orang bandel yang tidak mematuhi protokol kesehatan,” kata dr Yovi, Selasa (23/6).
Padahal, jauh-jauh hari sebelum Idulfitri lalu, dr Yovi sudah berkali-kali mengingatkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan, dan tidak mudik. Karena jika tidak dipatuhi, dua pekan usai lebaran akan terjadi lonjakan pasien positif Covid-19 di Riau.
“Dan ternyata apa yang saya sampaikan itu terbukti saat ini. Jadi sekarang ini, tergantung kepada kita. Apakah mau kasus positif ini tetap tinggi atau tidak. Semua terserah kita. Kalau tidak mau ya jalankan protokol kesehatan, tidak perlu keluar rumah kalau tidak ada keperluan,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Arifin Achmad masih mencukupi untuk menampung pasien. Namun tentunya pihaknya yakin semua pihak tidak ingin kapasitas rumah sakit rujukan utama untuk pasien positif Covid-19 di Riau itu penuh. “Kembali kepada kita semua untuk bisa menjaga diri dari Covid-19,” ujarnya.
Dengan terus bertambah pasien positif tersebut, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau juga sudah melakukan rapat dengan pemerintah kabupaten/kota. Di mana, rata-rata ditemukan permasalahan bahwa peraturan yang dibuat tidak dipatuhi. “Peraturan yang dibuat hanya tinggal peraturan. Memang yang paling penting itu yakni monitoring, evaluasi dan sanksi. Kalau tiga itu tidak berjalan, apapun peraturannya tinggal di kertas saja,” katanya.
Untuk itu, menurutnya implementasi dari peraturan tersebut harus ada sanksi. Terkait hal ini akan dibicarakan bersama-sama lagi, dan ada kemungkinan jika angka kasus pasien positif terus meningkat maka tindakan yang lebih ekstrim akan dijalankan.
“Tapi tentunya kebijakan yang lebih ekstrim berupa sanksi itu bukan kebijakan dari gugus tugas provinsi saja, karena harus didukung kebijakan dari kabupaten/kota. Saya bukan memberikan kekhawatiran, tapi kita harus waspada,” tegasnya.
Terkait penambahan 27 pasien positif Covid-19 di Riau per Selasa (23/6). , Yopi mengatakan berasal dari tujuh daerah di Riau yakni Indragiri Hilir, Pekanbaru, Dumai, Kampar, Kuansing, Pelalawan dan Indragiri Hulu. “Dari Kabupaten Indragiri Hilir, hari ini (kemarin, red) ada penambahan 14 pasien positif. Tiga di antaranya adalah tenaga kesehatan di RSUD Puri Husada Tembilahan,” katanya.
Untuk pasien positif dari Kota Pekanbaru, lanjut dr Yovi, terdapat penambahan tujuh dan satu di antaranya meninggal dunia. Sisanya, satu pasien asal Dumai, dua pasien asal Kampar, satu pasien asal Kuansing, Pelalawan dan Indragiri Hulu. “Total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 193 dari sebelumnya 166 pasien. Dari jumlah tersebut, 67 pasien masih dirawat, 117 sehat dan sembilan orang meninggal dunia,” sebutnya.
Pasien positif 167 adalah Ny. AKD (39) dan pasien ke 168 adalah Ny. DF (41) yang keduanya merupakan warga Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), merupakan tenaga kesehatan yang bertugas RSUD Puri Husada.
Pasien ke-169 Tn. R (38) yang merupakan warga Inhil yang merupakan karyawan di RSUD Puri Husada. Pasien 170 Tn. KHN (14) warga Inhil, yang merupakan pengembangan dari kegiatan rapid test masal di sana. Pasien 171 adalah Nn. K (18) warga Inhil merupakan hasil tracing dan kontak erat dari pasien positif kasus ke-160 Ny. IS (26).
Pasien 172 adalah Ny. M (45) yang merupakan warga Inhil hasil tracing dan kontak erat dari pasien positif ke-160 Ny. IS (26). Pasien 173, Tn. M (64) warga Inhil merupakan hasil penemuan kasus positif dari pelaksanaan swab massal di sana. Pasien 174, Tn. MS (47) warga Inhil yang belum diketahui riwayat penularan. Pasien 175, Ny. RZ (52) warga Inhil hasil tracing dan kontak erat dari pasien ke-128 Ny. R (39).