PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dalam rangka upaya perceptan penurunan stunting menuju pravelensi stunting 14 persen pada 2024 sesuai amanat Presiden RI, maka Kabupaten Rokan Hilir berkomitmen mendukung program pemerintah untuk melakukan percepatan penurunan stunting di tingkat Kabupaten Rokan Hilir.
Wakil Bupati Rokan Hilir H Sulaiman SH MH yang membuka Rapat Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Rohil, meminta agar seluruh camat sampai level kepenghuluan harus komitmen bagaimana caranya agar stunting di Rohil turun. Melakukan inovasi agar angka tersebut turun. Rapat rekonsiliasi tersebut dilaksanakan Kantor Bupati Rokan Hilir, lantai 3, Riau, Rabu (2/11).
"Rohil adalah kabupaten yang angka stuntingnya tinggi, yaitu 29,7 persen. Angka ini jauh di atas target pemerintah RI yaitu 14 persen pada 2024. Untuk itu kita harus sadar dan bertekad bagaimana caranya harus bergerak, harus melakukan berbagai inovasi agar angka stunting ini harus turun di Rohil," papar Sulaiman yang juga Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Rohil,
Ditambahkannya, penurunan stunting tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Penurunan stunting ini harus dilakukan bersama-sama. Karena hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Ia juga meminta seluruh peserta rapat rekonsiliasi yang terdiri dari kepala dinas, institusi kesehatan, PKK, kemenag Rohil, kua, serta para camat mengambil komitmen dengan angka minimal 14 persen pada 2024.
"Pencegahan penurunan stunting ini tidak bisa dilakukan sendiri sendiri bapak ibu. Ini harus kita lakukan bersama-sama dan ini tanggung jawab kita bersama. Saya minta dan saya ingin bertanya langsung di kesemptan ini, saya menargetkan tahun 2024 Rokan Hilir akan merealisasikan angka stunting minimal sesuai target pemerintah," ujar Sulaiman.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi mengatakan, persoalan stunting merupakan masalah yang serius. Karena hal tersebut bukan hanya berdampak pada pertumbuhan fisik yang buruk, namun juga berdampak bagi perkembangan otak serta kesehatan. Terlebih Rohil memiliki angka stunting yang tinggi yaitu 29,7 persen.
"Kabupaten Rohil 29.7 persen adalah kabupaten tertinggi stunting di Riau, untuk itu saya berharap puskesmas lebih diaktifkan lagi, Posyandu semuanya lebih diaktifkan, semua bayi ditimbang. Karena kalau anak stunting bukan hanya berpengaruh buruk secara fisik, namun ini berpengaruh buruk pada perkembangan otaknya serta kesehatan di kemudian hari. Anak jadi lebih rentan mengalami berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, dll," terang Mardalena.
Lebih lanjut dikatakannya seluruh tim satgas percepatan penurunan stunting sudah terbentuk, termasuk 947 tim pendamping keluarga yang terdiri dari 3 unsur yakni kader bidan/tenaga kesehatan, kader PKK dan kader KB.
Di kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatangan MoU bersama dengan seluruh camat, kemenag serta KUA se-Kabupaten Rokan Hilir, tentang pendampingan dan pemeriksaan kesehatan calon pengantin tiga bulan sebelum menikah sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu, dengan melakukan screening ini Akan mudah dilakukan pencegahan lahirnya anak stunting.(eca)