PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) bersama Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) serta UGM sepakat untuk membangun desa inklusif. Awalnya 7 provinsi di Indonesia yang menjadi daerah desa inklusif. Saat ini, tak kurang ada 300 desa yg akan masuk menjadi desa Inklusif.
Program yang dimulai sejak 2020 lalu itu terus berlanjut hingga saat ini. Desa inklusif itu sendiri adalah sebuah desa yang mengakui hak warganya secara penuh dan tidak menyembunyikan data-data kependudukan yang sensitif serta marginal. Mereka yang menjadi target adalah warga miskin, anak-anak, lansia dan masyarakat adat.
Langkah awal program desa inklusif di Riau adalah pertemuan antara Kemendes, PP Kagama dan Pengda Kagama Riau di ruang rapat Bappeda Riau, Selasa (2/11/2021).
Rombongan dari PP Kagama dan Kemendes dipimpin oleh Laode Muhammad Untung, Sekretaris Eksekutif PP Kagama. Tim Kagama Riau dipimpin oleh Ketua Pengda Kagama Riau Ermi Juli Harnis.
"Ini bagian dari sumbangsih Kagama dan UGM berkaitan dengan pembangunan masyarakat," kata Untung. Di Riau, akan dibangun desa Inklusif di Kabupaten Pelalawan den Meranti.
Saat ini, usulan desa yang akan dijadikan desa inklusif di Riau sudah ada. Akan tetapi belum diputuskan secara pasti. Kajian akan dilakukan lebih mendetail.(dea)
Editor: Eka G Putra