Namun setelah beberapa lama, batuk dan sesak Syafira tak kunjung sehat dan masih saja ada. Setelah melakukan pengobatan kembali ke RSUD Selatpanjang saat itulah baru terlihat jantungnya terlihat sumbing dan bocor.
Rujukan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru kembali dilakukan. Namun saat dilakukan pengecekan pihak RSUD Arifin Achmad juga menganjurkan untuk melakukan rujukan lanjutan ke Jakarta.
“Jadi kami diberikan waktu selama 30 hari untuk menyiapkan segala sesuatu untuk dilaksanakannya operasi di Jakarta. Untuk itu kami memerlukan bantuan biaya agar operasi tersebut bisa dilakukan,” kata Suyanto.
Pria yang bekerja sebagai guru lepas ini mengaku tidak akan berputus asa dan akan terus berupaya bagaimana anak mereka bisa dioperasi. Oleh karena itu ia mengharapkan bantuan dari seluruh pihak, termasuk pemerintah agar dapat membantu mereka. “Harapan kami bisa mendapatkan bantuan berobat bagi anak kami ini. Sehingga bisa sembuh nantinya,” harapnya.
Ditambahkan Ibu Syafira, Wati, saat ini anak mereka tidak boleh putus obat agar tetap bisa bertahan. Terkadang pihak keluarga tak kuasa menahan tangis melihat penderitaan anak mereka yang terus batuk dan sesak menahan sakit yang dideritanya. “Kami kasihan melihat dia. Masih kecil sudah menderita,” sebut Wati.
Pada saat itu, juga hadir membesuk Syafira, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi bersama Sekretaris Dinas Kesehatan dr Misri Hasanto. Mereka mengaku sangat prihatin dengan kondisi Syafira. Namun mereka berjanji akan berupaya bagaimana membantu Syafira agar bisa sembuh.
“Setelah mendapatkan kabar, kami langsung ke sini dan mengkoordinasikannya kepada Diskes. Sehingga bisa dilakukan penanganan segera,” kata Pandra.
Sementara itu dr Misri Hasanto, mengaku untuk pengobatan bisa dilakukan melalui BPJs. Tinggal bagaimana pihak keluarga menyiapkan segala persyaratan kepengurusannya agar bisa dibantu pengobatannya.(ade)