SIAK (RIAUPOS.CO) - Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi memahami betul tugas dan tanggungjawab seorang guru. Jasa guru begitu besar yang tak dapat dinilai oleh materi, sehingga dijuluki Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.
‘’Saya bisa seperti ini, tak lepas dari jasa bapak dan ibu guru,’’ kata Syamsuar di sela-sela apel peringatan Hari Guru Nasional ke-70 di SMAN 1 Siak. Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kadri Yafis, Kepala BKD Selaku Ketua PGRI Lukman SPd, Camat Siak Wan Saiful Effendi, pengawas dan jajaran guru.
Guru adalah profesi yang mulia. Tak sedikit generasi bangsa yang dicerdaskannya lewat pendidikan. Selama pengabdiannya, guru telah banyak melahirkan anak-anak yang berprestasi dan merah cita-citanya.
Orang nomor satu di Siak ini teringat betul pesan almarhum kedua orang tuanya, untuk menghormati dan jangan melawan guru. Sebab guru adalah orang tua kita, saat berada di sekolah juga mengajarkan kita ilmu.
Setiap ilmu yang diajarkan guru, memiliki makna tersendiri. Dia mengajarkan dari tak tahu menjadi tahu. Karena pentingnya guru, maka pendidikan jadi bagian prioritasnya. Tak hanya guru yang ditingkatkan kompetensinya, tapi sarana dan prasarana sekolah juga. Semuanya itu agar pendidikan di Siak bisa lebih maju.
Sejak 70 tahun lalu, para guru telah memberikan pesan mendasar, bahwa kita tidak boleh terpecah belah dan bercerai berai. PGRI sebagai wadah organisasi guru meyakini bahwa kekuatan, kemajuan, moral, karakter dan bermartabat suatu bangsa merupakan efek kumulatif dari upaya pendidikan dan pengajaran yang baik dari guru. Guru memegang peran strategis.
‘’PGRI lahir dari kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan para guru, dosen, tenaga kependidikan, para pensiunan guru, dan para pegawai Kementerian Pendidikan serta pengajaran yang baru didirikan,’’ ujar dia.
