Untuk tahap awal pengolahannya bisa dilakukan oleh industri rumah tangga nantinya di Kepulauan Meranti. Dijelaskan Murod bahwa upaya itu dilakukan untuk membuat sagu agar lebih ekonomis. Dengan begitu akan semakin membantu masyarakat Kepulauan Meranti. “Kita telah mendapatkan cara bagaimana membuat sagu menjadi gula cair. Kita akan coba lakukan itu pada 2016 nanti. Untuk awal nantinya produksi gula cair dari sagu itu oleh industri rumah tangga,” ungkap Murod.
Menurutnya memang berbagai formulasi untuk mengembangkan industri hilir sagu perlu dilakukan. Sehingga upaya mengembangkan sagu di hulu bisa sejalan pengembangan di hilirnya. Dengan begitu nilai jual sagu akan semakin tinggi nantinya. “Kita akan terus berupaya bagaimana sagu ini bisa semakin ekonomis. Jika berjalan dengan baik, maka akan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kadishutbun Kepulauan Meranti itu sangat optimis pengembangan sagu menjadi gula cair nantinya. Sebab gula cair dari sagu lebih sehat daripada gula yang dibuat dari tebu. “Walaupun memang rasanya tidak semanis gula dari tebu, namun lebih sehat. Apalagi masyarakat saat ini lebih memprioritaskan kesehatan. Kalau soal rasa, nantinya perlu dibiasakan saja. Jadi saya yakin gula cair dari sagu akan menjadi pilihan,” jelasnya.
Murod mengaku gula cair dari sagu sudah dikembangkan di Semarang. Baik secara industri, maupun rumah tangga. “Nantinya kita akan coba membuat gula cair berbahan sagu dari industri rumah tangga saja terlebih dahulu,” katanya.
Secara teknis nantinya Dishutbun akan membawa sejumlah masyarakat untuk belajar bagaimana mengolah sagu menjadi gula cair. Termasuk memfailitasi mendapatkan teknologi yang digunakan nantinya. Sehingga rencana tersbeut bisa berjalan dan terealisasi secara maksimal di tahun 2016 mendatang.(adv/mal)