Akhmad bercerita, ia merupakan alumni UIN Suska dan kini menjadi Rektor UIN Suska Riau. Hal ini baginya bukan amanah yang ringan. Ketika ia bersama lima kandidat rektor lainnya di Mei lalu saat presentasi di Jakarta. Ia ditanyai apa latar belakang menjadi rektor UIN Suska Riau. Hingga jawaban yang ia berikan adalah panggilan jiwa dan raga.
“Jawaban saya saat itu, saya berani maju karena panggilan jiwa dan raga, saya sudah mencapai tingkat tertinggi di 35 tahun dengan bergelar guru besar. Izinkan saya memenuhi penggilan jiwa ini. Saatnya saya ikut partisipasi dalam pengelolaan UIN Suska Riau ke depan,” katanya.
Ia juga mengatakan semua jajaran wajib taat regulasi terutama dalam ketetapan agama. Serta bergerak dan bekerja secara regulasi dan terorganisir dengan. Akhmad mengimbau semua warga kampus yang memiliki keahlian untuk dapat bergerak bersama membangun UIN Suska.
“Ayo semua personalia dan warga kampus, kalau ada punya keahlian ayo merapat. Datang ke rektor. Ayo bergerak. Semua yang punya keunggulan tunjukkan keunggulan. Tentu juga hal tersebut guru besar, dimana menara gading perguruan tinggi adalah guru besar. Saya sudah dapatkan juga key person-nya. Karena salah satu tanda perguruan tinggi adalah kualitas dan indikatornya adalah adanya guru besar. Nanti akan ada pengembangan guru besar. Terpenting juga adanya penataan aset kampus agar tidak hilang serta pengembangan unit usaha,” tutur Akhmad.