Sedikit informasi, Kota Sawahlunto yang jadi destinasi touring FECI Chapter Riau ini merupakan salah satu kota tua. Kota yang didirikan Belanda dengan tujuan sebagai kota tambang batu bara. Kota ini mulai memproduksi batu bara pada 1892.
Pada 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih mengandalkan narapidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia Belanda mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memudahkan pengangkutan batu bara ke luar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada 1894.
Berkat jalur kereta api tersebut, membuat produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun. Seiring dengan itu pekerja yang sebagain besar adalah tahanan dari berbagai daerah Indonesia makin banyak didatangkan. Maka banyaklah bangunan yang didirikan di sana.
Di antara yang bisa dilihat saat ini adalah Museum Kereta Api Sawahlunto, bangunan pusat pembangkit listrik yang kini menjadi Masjid Agung Nurul Islam, Kantor Bukit Asam, gudang ransum dan beberapa bangunan tua lainnya.(rnl)