PEKANBARU

Cerahkan Wajah Pendidikan di Riau dan Kepri

Riau | Senin, 21 Maret 2016 - 12:03 WIB

Cerahkan Wajah Pendidikan di Riau dan Kepri
Prof Dr Firdaus LN MSi (FKIP Pendidikan Biologi 1988)

Tak ayal berkat keaktifannya tersebut, ia acap kali diundang keberbagai universitas dibelahan dunia.

Setidaknya sudah 32 universitas luar negeri yang ia kunjungi, baik atas tujuan kerja sama, berbagi ilmu dan hal lainnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Banyak ilmu yang didapat dari pengalaman pengalaman tersebut. Saya selalu mencoba menuangkannya kepada para mahasiswa saya.

Jadi mereka tak hanya mengetahui mengenai materi pelajaran saja, namun juga memahami aspek sosial yang nyatanya bisa menguatkan karakteristik mereka,’’ imbuh lulusan S3 Prancis ini.

Untuk jabatan non struktural sendiri, ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau selama dua periode.

Kepercayaan tersebut tentu tak didapatnya dengan mudah. Pria yang pernah menangis tersedu-sedu di ruang kepala SMA Negeri Dabosingkep karena tidak cukup uang untuk membayar uang masuk SMA itu nyatanya bekerja dengan sungguh-sungguh.

Anggota Dewan Pakar Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) DPW Riau nyatanya tak puas hanya bisa berbagi ilmunya di wilayah Riau saja. Sejak 8 September 2014 sampai sekarang ia menuangkan ilmunya untuk tanah asalnya Kepulauan Riau.

‘’Beberapa tahun terakhir saya berkhidmat di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, Kepri sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

Tujuannya untuk memajukan universitas yang berada di Kepri tentunya. Agar pendidikan di sini juga tak tertinggal dari daerah-daerah lain yang lebih dahulu memiliki universitas,’’ lanjut Firdaus yang menyelesaikan pendidikan S1nya di Unri selama 4 tahun 1 hari dengan gelar cumlude dan pemuncak .

Meski mengabdi di dua wilayah yang terpaut jarak cukup jauh, namun ia tak pernah keberatan.

Dengan senang hati ia bolak balik Riau-Kepri untuk mengemban tugas mulianya. Sebisa mungkin, ia ingin memiliki arti bagi orang lain.

Ia ingin bisa memberi kontribusi dalam mencerahkan wajah pendidikan di kedua provinsi tersebut.

Agar keduanya bisa menjadi panutan dan percontohan bagi universitas lainnya. Baginya, tak ada cara lain untuk maju selain memaksimalkan dan memperbaiki lini pendidikan di wilayah tersebut.

‘’Pendidikan adalah barometer kemajuan suatau daerah/bangsa. Dialah sebetulnya berfungsi sebagai lokomotif semua sektor pembangunan karena merupakan mesin mutu yang mentransformasi modal insan handal yang diperlukan untuk pembangunan.

Kenapa? Karena pada hari ini, bangsa yang kaya bukanlah bangsa yang hidup dari warisan. Belajarlah pada Singapura, Malaysia, Korea, Cina, India, Jepang, Finlandia, dll. Mereka menjadi dahsyat bukan karena kekayaan sumber daya alam seperti kita.

Justru karena miskin itu lah akhirnya mereka menjadi bangsa yang maju dan melesat meninggalkan kita,’’ paparnya lagi.(rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook