Provinsi Riau lanjutnya, tetap optimis, agar dapat memenuhi target produksi beras tahun 2016 sebanyak 406.996 ton. Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, Riau juga sempat mengalami gagal panen ribuan hektare sawah, di mana saat itu padi mengalami kerusakan akibat kemarau dan kabut asap.
‘’Namun target produksi tetap terpenuhi bahkan meningkat 2,5 persen dari tahun 2014 sebanyak 393.917 ton di tahun 2015. Sekarang petani masih memiliki kesempatan melakukan penanaman kembali pada periode Maret,’’ sambungnya.
Agar target produksi tetap terpenuhi, maka nantinya pemerinyah bakal menyalurkan 25 kilogram bibit padi untuk satu hektare sawah yang terendam banjir tersebut. Bibit padi akan disalurkan melalui program bibit nasional yang telah dianggarkan Kementerian Pertanian melalui APBN. Di mana sekarang keseluruhan data lahan yang terkena puso sedang diinventarisir untuk diusulkan sebagai bantuan ke pemerintah pusat.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Riau Darmansyah menambahkan, pihaknya menyadari banjir yang merendam ribuan hektare sawah di Riau akan berpengaruh dengan produksi beras. Namun kini pihaknya masih menunggu angka pasti dari lapangan. Bersama Tim Padi Jagung, Kedelai (Pajale) melalui kerja sama Dinas Pertanian bersama TNI.
‘’Karena sekarang memang untuk ketahanan pangan juga melibatkan TNI. Memang banjir mempengaruhi produksi beras kita bisa turun, namun sekecil apapun produksi, angka pasokan dari provinsi tetangga sangat bagus,’’ katanya singkat.
Seperti pasokan dari Sumbar, Sumsel, dan Sumut, di mana menurut Darmansyah daerah itu tidak berpengaruh nyata dengan puso di wilayahnya masing-masing. Sehingga suplai tetap bisa diperkuat untuk pasokan beras di Provinsi Riau.(rnl)