JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Wakil Ketua Umum DPP Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syafruddin mengimbau kepada seluruh pengurus masjid menjaga tempat ibadah agar tidak dipakai untuk politik praktis. Khususnya oleh para pengurus dewan masjid, pengurus organisasi pemuda masjid, dan pengurus organisasi Islam.
"Bicara tentang politik keuamatan, ada dua. Satu politik negara. Satunya lagi politik kebangsaan. Oleh karena itu, saya mengimbau secara organisatoris, khususnya di tempat-tempat ibadah, terutama kita ini pengurus dewan masjid, agar masjid tidak dipakai untuk politik praktis," ujar Syafruddin kepada wartawan, Sabtu (29/10).
Syafruddin mengingatkan kepada seluruh organisasi Islam harus ikut serta menjaga netralitas masjid. Masjid tetap menjadi tempat ibadah bukan berpolitik praktis.
Mantan Wakapolri itu mengatakan semua anak bangsa punya hak untuk berpartisipasi. "Sementara untuk individu-individu jangan menghalangi dengan kegiatan politik praktis," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) yang baru dilantik, Serian Wijatno mengatakan, pihaknya punya tugas besar memperkuat persatuan di internal maupun secara luas umat Islam. Membenahi organisasi agar PITI kembali punya taji dan memperluas dakwah menyejukkan.
"Kami siap bekerja membenahi PITI. Penting bagi PITI bisa menjawab tantangan zaman dan menjadi mitra bagi pemerintah menyokong persatuan umat," ujar Serian.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi