PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hari pertama permulaan masa kampanye diawali Fajar BS Lase bertemu dengan wartawan lewat media brief dan coffee morning. Fajar BS Lase merupakan calon anggota legislative (caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan daerah pemilihan Riau 1 nomor urut 3.
Sebagaimana diketahui untuk DPR RI, Riau terbagi menjadi 2 daerah pemilihan yakni Riau 1 dan Riau 2. Untuk Riau 1 mencakup wilayah Pekanbaru, Siak, Bengkalis, Meranti, Rokan Hulu, Dumai dari Rokan Hilir.
Sebagai kader partai, sebelum menjadi caleg sudah terlebih dahulu turun langsung ke masyarakat di Riau sebagaimana yang diperintahkan partai agar seluruh kader turun ke masyarakat, mendengarkan dan menyerap aspirasi dan mewujudkan apa yang diinginkan masyarakat.
Dari turun langsung ke akar rumput, pria yang sejak 2014 menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM bidang Transformasi Digital itu melihat masih banyak hal yang harus diperjuangkan bagi masyarakat Riau.
Setidaknya ada tiga hal penting yang dipandangnya masih dibutuhkan oleh masyarakat yang harus diwujudkan. Yakni pertama, inisiatif untuk kemajuan pendidikan. Kata Fajar Lase, pendidikan merupakan pintu masuk bagi anak-anak Indonesia untuk mengakses masa depan.
“Di era teknologi ini setiap anak-anak harus mudah mengakses pendidikan dan informasi. Saya akan perjuangkan alokasi anggaran negara agar seluruh masyarakat terutama yang tidak mampu mendapatkan akses pendidikan,” ujarnya, Selasa (28/11/2023).
Kedua, akses kesehatan kepada semua. Kesehatan merupakan hal yang mahal. Namun lewat peran wakil rakyat di DPR RI, harusnya layanan kesehatan itu bukan lagi menjadi masalah bagi masyarakat. Layanan kesehatan yang berkelanjutan dan dapat dirasakan seluruh orang menjadi tekadnya ketika dipercaya menjadi wakil rakyat di DPR RI.
Ketiga, peningkatan sarana infrastruktur seperti transportasi, bendungan, olahraga hingga akses teknologi informatika merupakan hal yang penting untuk diwujudkan. Riau, kata Fajar, masih didominiasi oleh perkebunan baik kelapa sawit, karet hingga hutan tanaman industri. Ini membuat banyak masyarakat Riau yang belum begitu mendapatkan fasilitas infrastruktur yang memadai.
“Saya sering turun ke masyarakat. Contohnya saja kalau kita pergi ke Pujud, butuh waktu 2,5 jam dari jalan besar. Demikian pula ketika kita ke Kubu Darussalam perlu waktu 3 jam. Ini tentu mempengaruhi akses perekonomian dan pendidikan . Belum lagi akses internet, kelancarannya masih didominasi oleh kota-kota seperti Pekanbaru, Dumai dan beberapa kota lainnya di Riau. Ke depan, akses-akses ini harus diperlancar untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dalam mengakomodir kebutuhan kaum milenial atau kaum muda, salah satu yang dilakukan pria kelahiran 1971 dan dibesarkan di Pematang Siantar, Sumut itu mendirikan tujuh rumah singgah di ketujuh kabupaten dan kota yang ada di Dapil 1 Riau. Rumah singgah itu bisa dimanfaatkan anak-anak muda untuk melatih diri dalam pengembangan bakat terutama di teknologi informasi.
Laporan: Fopin A Sinaga/RPG
Editor: Eka G Putra