Kunjungi PDIP, PKS Tepis Kesan Selalu Berlawanan

Politik | Rabu, 28 April 2021 - 10:04 WIB

Kunjungi PDIP, PKS Tepis Kesan Selalu Berlawanan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sedang berbincang dengan Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Aboe Bakar Alhabsyi. PKS berkunjung ke kantor DPP PDI Perjuangan di Jakarta Selasa (27/4/2021). (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -– Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkunjung ke kantor DPP PDI Perjuangan (PDIP) di Jakarta kemarin (27/4). Perbincangan the ruling party di pemerintahan dengan partai oposisi itu berlangsung hangat.

Rombongan PKS dipimpin Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi. Turut hadir Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini, Ketua DPP Mardani Ali Sera, Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati, serta Wasekjen Hubungan Antarlembaga Moh. Rozaq Asyhari. 


Kedatangan mereka disambut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang didampingi Wakil Bendahara Rudianto Tjen serta Wakil Sekjen yang juga Ketua Fraksi PDIP di DPR Utut Adianto. Selain itu, turut hadir Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat, Wiryanti Sukamdani, Hamka Haq, I Made Urip, dan Sukur Nababan. Hasto mengatakan, pihaknya menyambut terbuka kedatangan Aboe Bakar beserta rombongan PKS. Menurut politikus asal Jogjakarta itu, PDIP menghormati posisi PKS yang berada di luar pemerintahan. ”Walaupun berbeda posisi di pemerintahan, bukan berarti tak ada ruang untuk dialog,” tuturnya.

Habib Aboe, sapaan akrab Aboe Bakar Alhabsyi, menyatakan, pihaknya berbahagia bisa sowan dan hadir di kantor pusat PDIP. ”Kami datang ke sini seperti sedang di rumah sendiri. Terasa penuh dengan berkah,” ungkapnya. Menurut dia, PKS datang untuk belajar bagaimana mengurus negara. ”Bagi-bagi ilmunya lah,” canda dia. 

Presiden PKS Ahmad Syaikhu sebenarnya dijadwalkan memimpin rombongan. Namun, dia mendadak berhalangan karena ada salah satu tokoh PKS yang meninggal dunia. Habib Aboe menjelaskan, selama pertemuan, PKS dan PDIP membahas berbagai persoalan bangsa. 

Menurut Aboe, jangan ada kesan PDIP dan PKS selalu berlawanan. Sebab, berbeda pendapat itu hal biasa. ”Maksud saya, bernegara harus kita bikin suasana happy. Kalau ada berbeda sedikit, ya silakan. Kalau di luar pemerintahan, itu balancing dan hak demokrasi,” tuturnya. (lum/c9/bay)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook