JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kisruh dan perseteruan internal di tubuh Golkar saat ini, dianggap lebih sulit dibanding guncangan yang menerpa partai berlambang Beringin pada 1998 lalu.
Sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ahmad Dolly Kurnia. Menurtnya, kini kondisi Golkar lebih terpuruk. Pada 1998, orang luar ingin Golkar bubar.
"Ya, dulu, begitu rezim pemerintahan jatuh, Golkar yang merupakan bagian dari rezim juga ingin diruntuhkan. Bersyukur waktu itu muncul Akbar Tandjung sebagai Ketua Umum, tokoh sipil yang mampu mengalahkan tokoh militer yang berkuasa,” kata Dolly, dalam diskusi bertajuk “Re-Branding Partai Golkar” yang digelar Mitra Parlemen Indonesia, di Jakarta, Minggu (28/2/2016).
Sementara saat ini, menurutnya, musuh tidak jelas. "Musuhnya dari dalam, teman sendiri. Kader berhadapan dengan kader," ujarnya.
Parahnya lagi, saat ini musuh itu bukan saja muncul dari konflik internal, tapi juga dari luar. "Kalau kader Partai Golkar tidak sadar dan terus memperpanjang konflik, sama saja mengikuti keinginan pihak eksternal yang ingin Golkar bubar,” katanya. (boy)
Sumber: JPNN
Editor: Hary B Koriun