Pernah Jadi Tukang Semir hingga Sopir Angkot, Ini Modal Kordias Maju ke Senayan

Politik | Senin, 27 Maret 2023 - 00:17 WIB

Pernah Jadi Tukang Semir hingga Sopir Angkot, Ini Modal Kordias Maju ke Senayan
Kordias Pasaribu (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Kordias Pasaribu resmi mendapat dukungan maju sebagai calon anggota DPR RI pada Pemilu 2024 mendatang.

Pria yang pernah menjabat sebagai pimpinan DPRD Riau Periode 2014-2019 itu dipastikan maju sebagai caleg DPR RI Dapil Riau 1. Meliputi Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Rokan Hulu (Rohul), Rokan Hilir (Rohil), Dumai, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.


Lantas bagaimana sepak terjang Kordias Pasaribu dalam menuju kursi legislator Senayan? Ditemui Riaupos.co, Ahad (26/3/2023), Kordias menyebut bahwa langkah politiknya menuju DPR RI memang bukan tanpa pertimbangan matang.

"Salah satunya memang amanah yang diberikan partai kepada kami, serta dukungan masyarakat tentunya," ungkap Kordias.

Dias, begitu lulusan Lemhanas 2013 itu karib disapa, pernah mencuat ke permukaan dan menjadi pembahasan publik di Riau. Itu lantaran dirinya sempat datang langsung memperjuangkan aspirasi masyarakat hingga ke Istana Presiden.

Di Istana, Kordias rapat bersama Presiden RI Joko Widodo, di mana poin pembahasan yang secara langsung disampaikan kepada Presiden. Seperti pembuatan jalan tol di Riau, penanganan asap, hingga pengelolaan minyak di Riau (Blok Rokan-Riau), agar dapat dikelola oleh putra-putri bangsa Indonesia.

"Kala itu saya mendapat kesempatan langsung untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Memang kesempatan tidak datang dua kali, dan saya sampaikan langsung ke Bapak Presiden," ungkapnya.

Di sisi lain Kordias yang sudah sampai ke Istana tersebut, ternyata mempunyai proses hidup yang begitu panjang lika-likunya. Lahir di desa terpencil Haunatas Marancar, Kabupaten Tanapuli Selatan pada 1976, Kordias berasal dari keluarga yang keadaan ekonominya begitu sulit. Dia harus berjuang untuk hidup dan mewujudkan cita-citanya.

Kordias yang merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara itu, sejak umur 7 tahun sudah ditinggal ibunya meninggal dunia. Hanya terpaut 1 tahun ayahnya juga meninggal dunia, sehingga membuat dia harus pergi merantau ke Pematang Siantar.

Untuk bertahan hidup di sana, Kordias menjadi tukang semir sepatu di Terminal Parluasan. Namun pada suatu saat ada seorang pendeta melihatnya di terminal, dan menawarkan sekolah di Panti Asuhan Elim HKBP Pematang Siantar, dengan senang hati diterimanya.

"Di panti asuhan saya menimba ilmu. Mulai dari SD hingga tamat STM tahun 1997. Setelah itu dia merantau ke Pekanbaru tanpa ada saudara satu pun," sebutnya.

Di Pekanbaru, Kordias yang seorang diri tanpa ada orang dikenal maupun keluarga, harus membuatnya tidur di emperan terminal. Mulai kerja sebagai kenek angkutan kota hingga menjadi sopir angkot. Hal itu membuat mental dan keberaniannya ditempa jadi kuat. Tidak sampai di situ, dia juga pernah menjadi tukang sapu di pelabuhan kontainer di salah satu perusahaan di Sungai Duku.

Kordias menceritakan saat itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi bahan perbincangan masyarakat, terutama sosok ketua umum Megawati. Hal itu membuat Kordias tertantang dan nekat untuk masuk menjadi anggota partai dan Satgas PDI.

Dengan postur badan tinggi dan besar membuat Kordias dipercaya pimpinanan partai, sehingga menugaskan dirinya menjadi bagian terdepan ketika mengawal kunjungan Megawati ke Provinsi Riau. Mulai tahun 2000 Kordias mengawali kariernya di PDIP menjadi Wakil Ketua PAC Kecamatan Lima Puluh, lalu Komandan Satgas PAC. Pada tahun 2005 dia dipercaya menjadi Ketua Kecamatan Payung Sekaki PDIP.

Kordias terus mengembangkan dirinya di partai tersebut dan tahun 2007 terpilih menjadi Komandan Satgas DPD dan 2010 terpilih menjadi Ketua DPC Kota Pekanbaru.

"Selanjutnya di tahun 2014, saya mengikuti pemilihan legislatif dan sukses menjadi anggota DPRD Provinsi Riau," sambungnya bercerita.

Di sinilah karier Dias molai moncer. Tidak perlu waktu lama, pada 2015 dia menjadi Ketua DPD PDIP Provinsi Riau dan pada 2016 menjadi pimpinan DPRD Riau.

Meski begitu, Kordias tetap memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan kuliah. Dia menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum di Universitas Lancang Kuning dan lanjut menyelesaikan kuliah magister sains (MSi) di Universitas Riau.

Kepada wartawan, Kordias menuturkan kecintaan dirinya kepada partai, bukan karena ia menjadi pengurus, ataupun mendapat jabatan. Menurutnya partai sudah banyak berkontribusi untuk kehidupannya, yang bukan siapa-siapa menjadi seperti saat ini, bahkan bisa menginjakkan kaki di Istana Negara bertemu Presiden.

“Saya yakin, sangat banyak di luar sana hidupnya seperti saya, bahkan lebih sulit dari saya. Hingga saat ini PDIP menjadi partai yang bisa mewujudkan mimpi orang yang dari telantar, melarat, hingga menjadi orang-orang yang menentukan di bangsa ini,” ujarnya.

Dicontohkannya, mulai dari presiden, menteri, gubernur, bupati bahkan wali kota dan masih banyak lagi PDIP memberikan ruang seluas-luasnya, untuk semua orang agar bisa meraih mimpinya, dan ikut terlibat membangun bangsa Indonesia.

“Itulah semua sejarah singkat perjalanan hidup saya. Semoga itu semua bermanfaat, dan memotivasi kepada semua orang yang membaca, termasuk anak anak muda generasi penerus bangsa ini,” pungkasnya.

 

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook