JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dominasi dua figur, yakni Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, akan mewarnai poros isu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Hingga kini, keduanya masih digadang-gadang sebagai dua calon yang bakal saling sikut merebut kursi orang nomor satu di Indonesia. Pengamat Politik dari Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, elite partai lain harus menyikapi hal ini dengan kritis.
Artinya, kata dia, ikut memunculkan nama-nama kader potensial yang layak dimajukan dalam Pilpres mendatang sehingga dapat membantu masyarakat memberikan pilihan figur lain.
"Tidak bertumpu pada Jokowi dan Prabowo saja. Masyarakat perlu diberikan pilihan yang banyak sehingga tidak terfokus pada calon-calon tertentu," katanya kepada JawaPos.com, Sabtu (26/8/2017).
Di sisi lain, dia mengusulkan tokoh untuk menjadi capres dari partai politik juga bagian kaderisasi. Sebab, jika tidak ada partai yang mengusung calonnya sendiri, kaderisasi bisa terbilang gagal.
"Jadi, kaderisasi tidak berjalan, jadi selama ini pimpinan partai ngapain saja, sampai tidak mau bertarung," tuturnya.
Terlebih, imbuhnya, jika berkaca kepada PDI Perjuangan, yang memajukan Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden di 2014 silam. Dia menilai, PDIP berhasil melakukan kaderisasi.
"Kalau sekarang ketua umum memunculkan tokoh-tokoh dari internalnya itu memang sesuatu yang sangat positif," tandasnya. (cr2)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama