JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi di kediaman Ganjar Pranowo, di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (23/10/2022) kemarin. Menurut Zainul Majdi pertemuan keduanya membahas terkait kondisi bangsa Indonesia.
“Kami bertukar pikiran tentang beragam kondisi kebangsaan,” kata Zainul Majdi dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).
Zainul Majdi menyatakan, Ganjar dan dirinya sependapat bahwa moderasi beragama harus menjadi agenda bersama seluruh komponen bangsa. Dia mengungkapkan, politik adalah ruang muamalah yang terbuka seluas-luasnya.
Karena itu, ruang muamalah yang luas harus dikelola oleh para pemimpin dengan pencerahan, mencerdaskan, dan tidak menajamkan perbedaan identitas. Menurut Zainul Majdi, niat yang baik untuk publik jangan dirusak oleh siasat buruk dalam kemasan apapun, termasuk berupa penajaman perbedaan-perbedaan.
“Perbedaan itu sesungguhnya berkah, jangan sampai diobrak-abrik oleh nafsu berkuasa,” papar Zainul Majdi.
Terkait isu ekonomi, lanjut Zainul Majdi, Indonesia tengah menghadang badai ekonomi global. Dia bersyukur, Presiden Joko Widodo berhasil menguatkan pondasi ekonomi Indonesia. “Untuk itu, ditengah ikhtiar Presiden, kohesi sosial mutlak perlu diperjuangkan terus-menerus oleh seluruh pimpinan baik pemerintahan, partai politik, organisasi keagamaan, kemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan berbagai institusi formal atau informal untuk memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo,” ucap Zainul Majdi.
Sementara itu, terkait sosial politik, Zainul Majdi mengakui bertukar pikiran tentang kondisi terakhir. Menurutnya, ruang kemungkinan pencapresan yang dikelola partai-partai politik selaku pemegang hak pengajuan kandidat adalah mutlak adanya.
“Ada partai politik yang masih timbang tersipu-sipu, ada yang sudah punya gambar tapi masih samar, mungkin ada juga yang telah berketetapan tapi belum juga terlihat karena masih disimpan diruangan gelap. Semuanya adalah bagian dari dinamika politik pencalonan. Wajar untuk terus menimbang-nimbang. Saya dan Mas Ganjar masih mengamati, sebagaimana publik pada umumnya,” ungkap Zainul Majdi.
Terpenting, kata Zainul Majdi, sebagai kesimpulan obrolannya dengan Ganjar bahwa semua sama-sama mendorong agar proses pencalonan dapat berjalan secara bermartabat.
“Kita adalah warga bangsa yang berketuhanan, para pemimpin dan yang dipimpin wajib memegang adab demokrasi dan adab politik. Proses kandidasi presiden dan wakil presiden adalah proses memahami kebatinan rakyat, bukan otak-atik untuk mengakomodasi kepentingan masing-masing,” demikian Zainul Majdi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman