POLITIK

Puji Airlangga, PKS Buka Peluang Koalisi

Politik | Jumat, 25 Juni 2021 - 09:47 WIB

Puji Airlangga, PKS Buka Peluang Koalisi
NABIL AHMAD

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Partai Golkar mulai memperjelas sikap untuk Pilpres 2024. Mereka berencana mengajukan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden. Langkah Partai Golkar itu diapresiasi pihak eksternal, salah satunya PKS.

Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi menyatakan, PKS menyambut baik langkah partai berlambang pohon beringin itu karena sosok Airlangga punya kapasitas politik yang mumpuni. "Selain memiliki modal politik yang kuat dengan Partai Golkar, dia merupakan salah satu figur nasional yang bisa diterima semua pihak," jelasnya kemarin (24/6).


Kendati pemilu masih tiga tahun lagi, beberapa partai tampak sudah mengambil ancang-ancang dan memetakan konstelasi politik nanti. Termasuk PKS. Partai berlogo bulan sabit dan padi itu memang belum mengusung figur. PKS masih membuka segala kemungkinan untuk menggaet tokoh-tokoh yang dianggap berkapasitas agar calon yang muncul beragam.

 Nabil pun tidak menutup kemungkinan PKS untuk berkoalisi, termasuk dengan Partai Golkar. Itu juga yang mendorong PKS bersilaturahmi ke berbagai dewan pimpinan pusat partai. Apabila memang nanti terwujud koalisi dengan partai tertentu, khususnya Golkar, dia melihat koalisi itu sebagai salah satu karakter politik Indonesia yang nasionalis dan religius.

"PKS dan Golkar sepakat untuk memperkuat komitmen terhadap politik kebangsaan, membangun politik yang kondusif, serta mendorong penguatan kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat," lanjutnya.

 Sebelumnya, Airlangga menyatakan bersedia jika dirinya diusung para kader Partai Golkar sebagai capres untuk 2024. Menurut dia, dilihat dari kekuatan, partai beringin sudah memiliki potensi. Minimal sudah punya tiket untuk mengusung calon sendiri dengan jumlah kursi yang signifikan di parlemen. Dengan begitu, Partai Golkar tinggal mencari setidaknya satu lagi partai untuk berkoalisi.

 Meski demikian, Airlangga menyatakan bahwa ini masih sebatas wacana. Masih ada waktu untuk mengambil keputusan politik strategis itu. "Belum ada hal yang harus kita putuskan hari ini. Tentunya kita kerja dulu lah di pemerintahan," jelas sosok yang juga menjabat menteri koordinator bidang perekonomian itu diplomatis.(deb/c7/bay/jrr)

Laporan: JPG (Jakarta)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook