Prabowo-Sandi Siap Wujudkan Papua Adil Makmur

Politik | Minggu, 24 Februari 2019 - 12:56 WIB

Prabowo-Sandi Siap Wujudkan Papua Adil Makmur
Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.

JAYAPURA (RIAUPOS.CO) - Ketua Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Djoko Santoso mengatakan pasangan calon presiden nomor urut 02 siap mewujudkan Papua adil makmur, jika diberi mandat oleh rakyat dan terpilih di Pilpres 2019.

Djoko mengatakan hal itu saat menghadiri pembekalan calon anggota legislatif Gerindra di Jayapura, Jumat (22/2). Menurutnya, Prabowo-Sandi telah mendengar dan mencermati aspirasi masyarakat Papua yang disampaikan Ketua DPD Gerindra Papua Yanni dan 29 DPC Gerindra se-Provinsi Papua dalam berbagai kesempatan.

Baca Juga :Ridwan Kamil Optimistis Elektabilitas Prabowo-Gibran Naik usai Debat Capres Ketiga  

Prabowo-Sandi juga telah mempelajari secara serius berbagai problem pembangunan yang dirasakan masyarakat Papua, termasuk kebijakan-kebijakan yang telah ada sebelumnya, yaitu otonomi khusus Papua.

Prabowo-Sandi berpendapat permasalahan di Papua tidak cukup diselesaikan hanya dengan pemberlakuan otonomi khusus, tetapi harus disertai kebijakan-kebijakan strategis yang mampu mendorong efektivitas implementasi otsus serta sinergitas strategi dan kebijakan-kebijakan nasional lainnya.

Sementara itu Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Papua Yanni mengatakan, setidaknya terdapat tiga isu penting yang menjadi komitmen politik Prabowo-Sandi untuk mewujudkan Papua yang Adil dan Makmur.

Pertama, Pemekaran Papua menjadi lima provinsi berdasarkan lima wilayah adat. Prabowo-Sandi, kata Yanni, menilai Provinsi Papua memiliki wilayah yang sangat luas dengan sumber daya alam melimpah. Sudah saatnya dimekarkan minimal menjadi lima provinsi.

“Melalui pemekaran ini maka pembangunan di semua sektor pada lima wilayah adat dapat dipacu secara lebih cepat, karena ada lima APBD provinsi di situ. Kelima wilayah adat itu masing-masing Mamta, Anim Ha, Saereri, Mee Pago dan La Pago,” ucapnya.

Kedua, alokasi otsus diberlakukan secara parmanen. Menurut Yanni, otonomi khusus bagi Papua termasuk Aceh merupakan amanat negara yang telah dijamin dalam konstitusi. Karena itu sangat tidak tepat jika alokasi dana otsus diatur dalam undang-undang dengan memiliki jangka waktu tertentu.

“Tidak boleh kekhususannya parmanen, sementara anggarannya bersifat temporal, ini keliru. Jadi Prabowo-Sandi berkomitmen mengubah cara pandang negara terhadap Papua dalam konteks penerapan otonomi khusus,” kata Yanni.

Ketiga, Papua memiliki  potensi sumberdaya alam yang sangat besar dan hampir semua jenis sumberdaya alam ada di Papua. Karena itu, Prabowo-Sandi, menurutYanni, berkomitmen memberikan akses yang lebih besar kepada  putra-putri terbaik Papua menduduki jabatan-jabatan strategis di  semua kementerian.(gir/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook