DIUNDANG KE ISTANA

Nama Tetty Ternyata Ada di Kasus Suap Bowo Golkar

Politik | Senin, 21 Oktober 2019 - 13:55 WIB

Nama Tetty Ternyata Ada di Kasus Suap Bowo Golkar
Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu diundang ke Istana oleh Jokowi. kepala daerah yang namanya pernah muncul dalam kaus suap Bowo Sidik itu datang mengenakan kemeja putih. (istimewa)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sejumlah tokoh dari berbagai kalangan mendadak datang ke Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10). Hal ini tidak lain untuk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait posisi menteri Kabinet Kerja pada pemerintahan keduanya.

Salah satu yang datang yakni, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu. Ia mengenakan kemeja putih yang modis dengan balutan celana gelap dan kacamata hitam yang menarik. Tetty tak banyak bicara soal pertemuannya dengan Presiden Jokowi.


Kepada awak media, Tetty hanya mengatakan, pakaian yang dipakainya itu memang pakaian untuk kerja. Tak spesifik, karena politikus Golkar ini tak santer diperbincangkan jika masuk dalam jajaran menteri Kabinet Kerja jilid II.

“Ini memang baju kerja,” singkat Tetty kepada awak media di Istana Negara, Jakarta.

Politikus Partai Golkar ini menolak menjawab saat ditanya pemanggilannya berkaitan dengan posisi menteri. Dia bergeming dan bergegas masuk ke kompleks Istana Kepresidenan.

Ternyata, nama Tetty pernah menjadi sorotan. Politikus perempuan itu pernah terseret pusaran perkara suap dan gratifikasi yang menjerat politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.

Tetty bahkan pernah bersaksi untuk terdakwa Bowo Sidik di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Rabu, 2 Oktober 2019. Dalam sidang, salah satu saksi bernama Dipa Malik mengaku pernah menyerahkan amplop besar warna cokelat kepada Bowo Sidik.

Dipa Malik menyebut amplop itu ‘titipan’ Tetty. Amplop berisi proposal revitalisasi pasar yang diajukan Tetty yang saat itu menjabat sebagai kepala daerah.

Bowo dalam dakwaannya disebut pernah menerima uang senilai Rp 300 juta di Plaza Senayan Jakarta. Tak hanya itu pada 2018, Bowo juga menerima uang Rp 300 juta di salah satu restoran di Cilandak Town Square Jakarta.

Menurut pengakuan Bowo Sidik dalam persidangan, salah satu uang haram yang diterimanya itu berasal dari Tetty. Uang itu untuk memuluskan pengajuan revitalisasi pasar.

Saat itu, posisi Bowo Sidik sebagai wakil ketua Komisi VI DPR yang tengah membahas program pengembangan pasar dari Kementerian Perdagangan untuk tahun anggaran 2017. Bowo dan Tetty sama-sama kader dari partai berlambang pohon beringin.

Kendati namanya disebut-sebut dengan terang dan jelas dalam persidangan, namun, Tetty membantah soal uang suap tersebut. Tetty berkilah tidak pernah mengusulkan proposal. Pengajuan proposal justru diserahkan Tetty sebagai orang nomor satu di Minahasa kepada setiap dinas.

Selain Tetty, sejumlah tokoh lainnya merapat ke Kompleks Istana Kepresidenan. Mereka diantaranya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim juga dipanggil.  Ketiganya kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam. Namun, kedatangan ketiganya tak datang bersamaan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook