Tren Elektabilitas Prabowo-Sandi Naik

Politik | Kamis, 17 Januari 2019 - 13:09 WIB

Tren Elektabilitas Prabowo-Sandi Naik
FOTO BERSAMA: Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno foto bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara pidato kebangsaan, Senin (14/1/2019). (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jelang pelaksanaan debat perdana, esok 17 Januari, elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno cenderung naik dari pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin. Meskipun kubu petahana masih kokoh dengan perolehan suara di atas 50 persen.

Hal ini terpotret dari temuan hasil survei nasional Charta Politika Indonesia yang dilaksanakan pada 22 Desember 2019 sampai dengan 2 Januari 2019.

Baca Juga :Ridwan Kamil Optimistis Elektabilitas Prabowo-Gibran Naik usai Debat Capres Ketiga  

Adapun sampel yang diambil dalam survei tersebut mencapai 2.000 responden.

Dalam simulasi kertas suara, Prabowo-Sandi masih tertinggal dengan memperoleh suara sebesar 34,1 persen. Sedangkan pasangan calon Jokowi-Ma’ruf masih unggul dengan 53,2 persen dan belum menjawab sebanyak 12,7 persen.

Apabila ditelisik dari tren elektabilitas kedua paslon pada April-Oktober 2018, pasangan calon nomor urut 01 mengalami tren penurunan dari 58,8 persen menjadi 53,2 persen.

Sedangkan pasangan calon nomor urut 02 mengalami peningkatan dari 30,0 persen menjadi 35,5 persen.

Namun dalam periode Oktober-Desember 2019, elektabilitas kedua pasangan calon cenderung stagnan dan tidak ada perubahan signifikan.

Jokowi-Ma’ruf cenderung stagnan diposisi 53,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi menurun tipis dari 35,5 menjadi 34,1 persen.

“Kedua paslon suara stagnan antara oktober sampai desember 2018,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto di Kantornya, Jakarta, Rabu (16/1).

Menurut Yunarto, stagnasi elektabilitas di dua kubu pasangan calon lantaran masih tingginya strong voters yakni 80 persen. Itulah sebabnya, dalam beberapa bulan terakhir, elektabilitas kedua paslon seolah mandek.

“Strong voters itu pemilih-pemilih yang nanti kalau ada kesalahan dilakukan calon tidak sampai mengubah pilihan. Kecuali kalau kesalahannya sampai skala ekstrem. Jadi ini sudah terjadi pada pertarungan asal bukan Jokowi, atau asal bukan Prabowo,” tuturnya.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook