Prabowo Temui Muhaimin, Jokowi Undang Zulkifli Hasan

Politik | Selasa, 15 Oktober 2019 - 10:56 WIB

Prabowo Temui Muhaimin, Jokowi Undang Zulkifli Hasan
PERTEMUAN: Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan di Kantor PKB, Jakarta, Senin (14/10/2019). (FEDRIK TARIGAN/JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) terus merajut komunikasi politik dengan parpol yang pernah menjadi rival pada Pilpres 2019. Senin (14/10), Prabowo bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sementara itu, Jokowi berdialog dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Pertemuan dengan Muhaimin merupakan bagian dari road show politik yang dilakukan Prabowo. Sebelumnya, dia bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Prabowo juga telah bertemu Jokowi. Road show itu disebut-sebut terkait dengan rencana Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah. Jika Gerindra jadi masuk, komposisi pendukung Jokowi-Ma’ruf akan sangat gemuk. Bila dihitung dari lima parpol parlemen saja, koalisi Jokowi-Ma’ruf punya modal 54,9 persen suara. Bila ditambah suara dari Gerindra dan Demokrat yang telah menyatakan mendukung pemerintah, Jokowi-Ma’ruf akan memiliki legitimasi suara 75,17 persen.

 


Pun demikian halnya dengan komposisi kursi parlemen. Koalisi Jokowi-Ma’ruf menguasai 349 kursi atau 60,7 persen. Bila ditambah Gerindra yang memiliki 78 kursi dan Demokrat dengan 54 kursi, pemerintah akan menguasai 481 kursi atau 83,6 persen. Sangat jauh jika dibanding dua oposisi, PKS dan PAN, yang hanya memiliki legitimasi 15,05 persen suara pemilih dan 94 kursi parlemen atau 16,4 persen.

Dengan komposisi tersebut, kekuatan pemerintah akan sangat besar di parlemen. Bila dalam setiap tugas legislasi maupun pengawasan yang mengharuskan voting, peluang oposisi untuk menang sangat kecil bila partai pendukung pemerintah kompak. Bahkan, sekalipun tanpa Gerindra dan Demokrat, bila harus voting, koalisi pemerintah tetap akan menang. Muhaimin sendiri tidak mempermasalahkan jika Gerindra bergabung dalam kabinet Jokowi. Menurut dia, yang penting adalah menjaga persatuan, kebersamaan, dan sinergi untuk menyukseskan pembangunan. Dia membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak mana pun, termasuk Gerindra. Kerja sama untuk kepentingan rakyat.

"Semua aspek menuju pembaharuan dan perbaikan, kita akan lakukan kerja sama," terangnya setelah bertemu Prabowo di kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Senin (14/10).

Karena itu, dia tidak mempersoalkan jika Prabowo bergabung ke pemerintahan Jokowi. Apakah PKB tidak terancam dengan masuknya Gerindra ke kabinet? Imin, sapaannya, malah mengibaratkan Gerindra seperti makmum masbuk dalam salat berjamaah. Yaitu, jamaah salat yang datang terlambat tapi salatnya tetap sah setelah jumlah rakaat terpenuhi. Namun, Muhaimin tidak menjelaskan apa maksud dari makmum masbuk bagi Partai Gerindra.

Prabowo datang ke kantor PKB sekitar pukul 19.00. Dia didampingi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo. Muhaimin menyambut tamunya di lobi gedung PKB. Setelah bersalaman, Prabowo diajak menuju lantai 2. Prabowo dan rombongannya diajak menikmati makan malam. Nasi kebuli menjadi menu utama dalam jamuan makan malam itu.

Sekitar pukul 20.30, pertemuan dua tokoh politik tersebut selesai. Muhaimin dan Prabowo menggelar konferensi pers dengan didampingi jajaran teras PKB dan Gerindra. "Kami di sini lengkap, ada Sekjen, wakil ketua umum, dan para ketua," terang wakil ketua DPR tersebut. Pihaknya merasa sangat bahagia dengan kedatangan Prabowo. Menurut dia, PKB merasa terhormat mendapat kunjungan Prabowo. Selama ini partainya sudah menjalin kerja sama dengan baik bersama Gerindra di parlemen. Kerja sama yang produktif. Bahu-membahu untuk kepentingan rakyat.(lum/far/byu/c17/c10/oni/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook