JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada warganya untuk berafiliasi ke politik sesuai dengan apa yang diinginkan. Demikian ditegaskan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mukti di sela menghadiri masa taaruf (Masta) mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Selasa (14/8).
Selama ini, Muhammadiyah secara struktural selalu berpegangan pada khitah dan kepribadian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar.
Abdul Mukti menambahkan, Muhammadiyah akan lebih banyak mengambil peran gerakan dakwah, selain itu juga mengembangkan politik nilai. Ia mengatakan, bahwa selama ini Muhammadiyah lebih berorientasi pada persoalan keumatan dan kebangsaan.
Muhammadiyah katanya, tidak akan terlibat dalam politik praktis. Hal ini karena, politik praktis merupakan wilayah dari parpol sedangkan Muhammadiyah bukanlah sebuah Parpol.
“Sedangkan untuk wilayah politik praktis adalah wilayahnya Parpol. Muhammadiyah tidak akan masuk ke dalam pusaran politik praktis,” katanya, Selasa (14/8).
Kendati begitu, Abdul Mukti menambahkan, organisasi Muhammadiyah tidak serta merta ingin melepaskan diri dari perhelatan politik. Hal ini karena, Muhammadiyah bagian dari bangsa Indonesia.
Muhammadiyah akan menggunakan parpol untuk menyampaikan aspirasinya. Sehingga, aspirasi yang ingin disampaikan oleh Muhammadiyah, bisa lebih tepat tanpa harus terlibat langsung dalam parpol.
“Aspirasi Muhammadiyah disampaikan melalui parpol, melalui pemimpin eksekutif. Dengan begitu, Muhammadiyah tidak larut dalam politik praktis dan mengubah dirinya menjadi parpol,” tukasnya.(apl/jpg)