JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebanyak lima poin kontrak politik untuk siapapun yang ingin berkoalisi di Pilpres 2019 ditawarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dikatakan Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari, pada 9 Juli 2018 lalu, Majelis Tinggi melakukan rapat. Ada tiga opsi seperti yang disampaikan SBY dari rapat itu.
Ketiganya adalah bersama Jokowi, bersama Prabowo, dan membentuk suatu koalisi alternatif. Dia menyebut, dari tiga opsi itu semuanya harus memenuhi kriteria yang dituangkan dalam sebuah kontrak politik.
Baca Juga :
SBY Ingatkan Caleg Demokrat Jangan Janji Muluk-Muluk
Pertama, ideologi berbasis Pancasila. Kedua, kesejahteraan rakyat, dengan maksud bahwa capres dan cawapres harus pro dan menjadi pelindung rakyat miskin dan kecil. Ketiga, hukum dan keadilan yang tidak tebang pilih. Keempat, check and balances. Kelima, menjaga persatuan dan kesatuan.
"Lima kriteria atau kontrak politik untuk kriteria calon presiden dan wakil inilah yang menurut kami salah satu entry point untuk berkoalisi," ucapnya dalam diskusi "Jokowi Memilih Cawapres" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).
Menurutnya, berkoalisi juga harus sama dalam soal visi misi, memiliki chemistry dan program kerja yang bis dibahas bersama-sama, bukan oleh salah satu partai saja. Demokrat, imbuhnya, memang melihat ada potensi 40 persen suara pemilih pemula.
Karena itu, dia menyebut hal tersebut tentu menjadi salah satu basis pemikiran partainya menjagokan ikon Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi capres atau cawapres.
"Kami melihat hasil-hasil survei dalam cawapres salah satu yang tertinggi itu Mas AHY," tuntasnya. (boy)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama