JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kubu Joko Widodo (Jokowi) sering merayu Prabowo Subianto agar bersedia menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2019. Hal itu dikatakan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah.
Akan tetapi, Prabowo yang juga ketua umum Gerindra selalu menolak rayuan itu dan memilih maju sebagai calon presiden.
“Akhirnya ini tetap menjadi dua sudut yang keras sekali,” ucap Fahri, Jumat (13/7/2018).
Oleh sebab itu, dia menilai kehadiran poros ketiga bisa menjadi solusi di tengah persaingan keras antara kubu Jokowi dan Prabowo. Jika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan presidential threshold (PT) tetap 20 persen, banyak yang menilai poros ketiga paling berpeluang menang.
Diterangkannya, Indonesia pernah memiliki pengalaman mempunyai poros tengah menjelang pilpres. Mantan wakil sekretaris jenderal (wasekjen) PKS itu menyebut, poros tengah itu dari kelompok kecil yang tiba-tiba bisa mengonsolidasikan kelompok besar.
“Sebab, waktu itu dianggap ada konflik yang begitu besar antara kubu Pak Habibie (BJ Habibie) dengan kubu Bu Mega (Megawati Soekarnoputri)," jelasnya. (boy)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama